Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petir Menyambar-nyambar di Sejumlah Wilayah Jakarta, Begini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 29/03/2018, 19:07 WIB
Sherly Puspita,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Jakarta diguyur hujan deras disertai petir, Kamis (29/3/2018), salah satunya di kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Pada pukul 17.30 WIB hingga 18.15 WIB, petir menyambar bertubi-tubi dengan suara nyaring mengiringi hujan berintensitas lebat.

Kabag Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, petir yang terjadi di Jakarta merupakan fenomena alam yang wajar.

"Fenomena hujan lebat disertai kilat atau petir merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Kejadian banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya," ujar Hary saat dihubungi Kompas.com, Kamis (29/3/2018).

Meski demikian, lanjut Hary, fenomena alam semacam ini dapat diamati. Biasanya, satu hari sebelumnya, udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.

"Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi," ujar dia.

Baca juga : Waspadai Hujan Disertai Petir dan Angin di Jakarta Siang Nanti

Kemudian, mulai pukul 10.00 WIB, terlihat awan cumulus (awan putih berlapis-lapis). Di antara awan tersebut, ada satu jenis awan yang batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

"Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cb (cumulonimbus). Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat dan terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri," tuturnya.

Setelah kejadian ini, lanjutnya, biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba disertai petir yang menyambar bertubi-tubi.

Meski bukan fenomena berbahaya, Hary mengimbau masyarakat untuk berhati-hati. Saat petir menyambar, disarankan tak berteduh di dekat pohon besar atau tiang listrik.

"Kalau hujan deras disertai petir lebih baik tak memaksakan diri mengendarai kendaraan, lebih baik berhenti dulu di tempat yang tepat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Seorang Pria Peluk Paksa Gibran yang Sedang Berkunjung di Rusun Muara Jakarta Utara

Megapolitan
Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Warga Bekasi Jadi Korban Pecah Kaca Mobil Saat Sedang Makan Soto di Kemang Pratama

Megapolitan
Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Gibran Janji Dorong Pemerataan Pembangunan di Seluruh Indonesia

Megapolitan
Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Kondisi Rumah Galihloss Mendadak Sepi Setelah Dugaan Penistaan Agama Mencuat, Tetangga: Mereka Sudah Pergi

Megapolitan
Polisi Temukan 'Tisu Magic' dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Polisi Temukan "Tisu Magic" dan Lintah Papua di Kamar Kos Perempuan yang Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Video Pencurian Mesin 'Cup Sealer' di Depok Viral di Media Sosial

Video Pencurian Mesin "Cup Sealer" di Depok Viral di Media Sosial

Megapolitan
Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Posko Aduan Penonaktifan NIK di Petamburan Beri Sosialisasi Warga

Megapolitan
Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Ketua RW Syok Galihloss Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

Megapolitan
SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa 'Stasioner' untuk Tanggulangi Banjir

SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa "Stasioner" untuk Tanggulangi Banjir

Megapolitan
Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Gibran Kunjungi Rusun Muara Baru, Warga: Semoga Bisa Teruskan Kinerja Jokowi

Megapolitan
Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Kunjungi Rusun Muara Baru, Gibran: Banyak Permasalahan di Sini

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Sebelum Ditemukan Tewas Dibunuh Tantenya, Bocah 7 Tahun di Tangerang Sempat Hilang

Megapolitan
ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com