Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Saya Tidak Pernah Alergi Menyebut "Normalisasi", Kata yang Populer di Pemerintahan Sebelumnya

Kompas.com - 03/04/2018, 13:36 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyinggung penggunaan kata normalisasi yang merupakan program penanganan banjir pada pemerintahan sebelumnya.

Hal ini dia sampaikan saat ditanya kritikan DPRD DKI Jakarta yang menyebut dirinya dan Gubernur Anies Baswedan belum punya program penanganan banjir yang jelas.

"Saya tidak pernah alergi menyebut kata normalisasi. Saya enggak pernah alergi menyebut kata-kata yang poluler di pemerintahan sebelumnya," ujar Sandiaga di kawasan Ancol, Selasa (3/4/2018).

Baca juga: Program Penanganan Banjir Anies-Sandi Dipertanyakan DPRD

Sandiaga mengatakan, penanganan banjir tidak bisa dipukul rata di setiap daerah. Ada beberapa wilayah yang cocok dengan konsep naturalisasi.

Selain itu, ada juga tempat yang cocok dengan konsep normalisasi untuk penanganan banjirnya. Meski demikian, Sandiaga berterima kasih atas kritikan dari DPRD DKI.

"Tentunya itu masukan yang kami terima, yang kami sampaikan itu bahwa di setiap penataan itu, kami tidak bisa pukul rata, tidak bisa digeneralisasi," ujar Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, masyarakat sendiri sudah mulai terbuka dengan konsep penanganan banjir di Jakarta. Khususnya jika berkaitan dengan relokasi permukiman warga. Sandi pun menegaskan, penanganan banjir pada pemerintahannya akan melibatkan partisipasi warga.

"Kalau diberikan alternatif hunian yang terjangkau harganya dan tidak terlalu jauh, mereka akan memikirkan dan di situlah mulanya penataan yang berbasis partisipatif," kata Sandiaga.

Baca juga : Menanti Normalisasi Kali Angke untuk Bebaskan Ciledug dari Banjir

Berbagai fraksi di DPRD DKI Jakarta mempertanyakan program penanganan banjir Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Pertanyaan itu disampaikan dalam rapat penyampaian pandangan umum rancangan peraturan daerah (raperda) tentang Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 di gedung DPRD DKI, Jalan Kebun Sirih, Senin (2/4/2018).

Salah satunya adalah Fraksi Hanura yang menyebut tidak ada program penanganan banjir yang jelas dalam RPJMD Anies-Sandiaga.

"Kami tidak menemukan satu pun program pembangunan infrastruktur dalam hal penanganan banjir lbu Kota secara spesifik. Sebagaimana kita selalu saksikan bersama bahwa Jakarta sampai saat ini masih belum terbebas dari banjir, bahkan masih menjadi bencana tahunan yang merugikan sebagian warga Jakarta, terutama di wilayah-wilayah pinggir kali," kata anggota Fraksi Hanura DPRD DKI, Syarifudin.

Kompas TV Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno berencana melakukan normalisasi sungai untuk mengatasi banjir Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com