Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Akan Disiplinkan Stafnya yang Terima Telepon Ratna Sarumpaet

Kompas.com - 04/04/2018, 14:09 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku akan segera memanggil stafnya yang disebut menerima telepon dari Ratna Sarumpaet.

Berdasarkan keterangan Ratna, setelah menelepon staf Anies, anggota Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang menderek mobilnya langsung mengembalikannya.

"Jadi justru saya akan panggil (staf yang menerima telepon Ratna Sarumpaet), saya akan disiplinkan, disiplinkan apa? Taati SOP," ujar Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (4/4/2018).

Anies mengaku akan mencari tahu apakah stafnya melakukan pelanggaran dalam kasus itu atau tidak. Jika terbukti melakukan pelanggaran, Anies akan melakukan tindakan.

Baca juga: Kadishub DKI: Tak Ada Bukti Permohonan Maaf Petugas Dishub ke Ratna Sarumpaet

"Yang jelas siapa pun yang tidak ikuti SOP, salah. Apalagi kalau mengembalikan (mobil yang sudah diderek) harus ada dasarnya," kata Anies.

Perseteruan antara Ratna dan petugas Dishub berlangsung di Taman Tebet, Selasa (3/4/2018). Petugas Dishub menderek mobil Ratna karena parkir di badan jalan.

Ratna merasa tidak berbuat kesalahan karena tidak ada rambu larangan parkir di sana. Ratna pun menelepon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun, telepon Ratna diangkat salah satu staf Anies.

Baca juga: Setelah Ratna Sarumpaet Telepon Anies, Mobil Dikembalikan dan Petugas Minta Maaf

Kepada staf tersebut, Ratna menyampaikan kekesalannya kepada petugas Dishub yang dinilainya sewenang-wenang. Ratna menyebut staf Anies mengurus hal itu.

Setelah itu, Rata menyebut sejumlah petugas Dishub datang ke rumahnya dengan mengantarkan mobil miliknya dan meminta maaf.

Baca juga: Ini Alasan Ratna Sarumpaet Telepon Anies Saat Mobilnya Diderek Dishub

Kompas TV Aksi protes mewarnai razia parkir liar yang dilakukan Dinas Perhubungan Jakarta Pusat Senin (19/3) siang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com