Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD: Hubungan dengan DKI Harmonis, Dulu Pokir Dibilang Titipan Proyek

Kompas.com - 05/04/2018, 09:56 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Jakarta Syarif memuji hubungan eksekutif dengan legislatif pada era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno.

Hal ini disampaikan dalam acara musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) Jakarta Timur.

Acara itu juga dihadiri Gubernur Anies. 

"Ini adalah era hubungan eksekutif dan legislatif mulai harmonis," ujar Syarif di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Kamis (5/4/2018).

Baca juga: Kata Anies soal Melawan Korupsi Lewat Pokir di APBD

Syarif pun membandingkan dengan pemerintahan yang lama.

Kata dia, dulu pokok pikiran (pokir) DPRD DKI Jakarta sering dianggap sebagai proyek titipan.

"Dulu kalau bicara pokok pikiran adalah titipan proyek. Sekarang saya mau sampaikan yang dimaksud pokir itu bukan titipan proyek DPRD," ujar anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta itu. 

Baca juga: Beda dengan Ahok, Agus Sebut Pokir Anggota DPRD Itu Penting

Syarif mengatakan, pokir merupakan hasil reses yang dilakukan anggota Dewan selama setahun terakhir.

Isinya adalah aspirasi masyarakat yang mengadu kepada DPRD DKI saat reses.

Syarif pun berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang kini mengakomodasi pokir. 

Baca juga: Ahok Bocorkan Buku Putih Berisi Pokir DPRD DKI

Dalam musrenbang, sejumlah usulan warga, termasuk melalui pokir ada yang dicoret. Program yang dipilih adalah yang paling mendesak dilaksanakan.

Syarif berpesan agar program yang dicoret itu tidak dihilangkan data-datanya.

"DPRD meminta supaya tidak dihapus datanya," kata Syarif.

Baca juga: Ahok: Kasarnya, Mereka Takut-takuti Saya agar Nego Terima Pokir

Siapa tahu, program tersebut bisa diakomodasi pada tahun-tahun berikutnya.

Adapun setiap pemerintah kota administrasi Jakarta sedang menggelar musrenbang sejak bulan lalu. Hasil dari musrenbang akan masuk dalam draf anggaran tahun 2019.

Kompas TV Tepat pukul 20.30 kompleks Balai Kota gelap gulita. Hal ini dilakukan sebagai tanda keikutsertaan dalam Earth Hour oleh pemprov DKI Jakarta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com