Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Penumpang Kereta Bandara Tidak Banyak Dibanding KRL, tetapi Lebih Sering Datangnya"

Kompas.com - 05/04/2018, 10:08 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Arus penumpang di Stasiun Duri untuk lintas ke Tangerang pada Kamis (5/4/2018) berjalan normal pada penggunaan akses keluar masuk.

Berdasarkan pantauan Kompas.com pukul 06.50-07.45 di lokasi, jumlah penumpang berbeda dengan arus di sore hari.

Pagi ini penumpang untuk lintas Duri-Tangerang tidak membeludak.

Perpindahan peron dari peron 5 ke peron 4 pun berjalan rapi.

Baca juga: KRL Mania Sebut Banyak Pengguna Komuter Duri-Tangerang Beralih ke Kendaraan Pribadi

Hanya sekitar 10 orang yang tertinggal KRL untuk bergeser ke peron lainnya.

Setelah kedatangan KRL dari Tangerang di Stasiun Duri, penumpang menyebar ke tiga akses keluar, seperti eskalator, lift untuk disabilitas, serta crossing road di bagian utara dan selatan.

"Dulu, kan, padat banget pas awal-awal, sempat ramai juga di medsos, di eskalator sini penuh. Sekarang, sih, kayak begitu cuma sore, tetapi sudah berkuranglah," kata seorang penumpang KRL Duri-Tangerang, Firli.

Baca juga: Penumpang Tunggu Kereta hingga 30 Menit di Stasiun Duri

Kereta Rel Listrik (KRL) Lintas Duri - Tangerang di Stasiun Duri pada Kamis (5/4/2018).RIMA WAHYUNINGRUM Kereta Rel Listrik (KRL) Lintas Duri - Tangerang di Stasiun Duri pada Kamis (5/4/2018).
Ia mengatakan, penguraian penumpang ke tiga akses tersebut telah diberitahukan petugas KRL melalui pengeras suara.

"Petugasnya suruh berpencar, jangan numpuk pakai eskalator. Pakai jalan di ujung sana (crossing road utara dan selatan). Aku, sih, pilih (menunggu penumpang) agak berkurang dulu biar enggak desak-desakan (di eskalator)," ujarnya. 

Penumpang lainnya, Aci, mengatakan bahwa beberapa hari terakhir tidak terjadi penumpukan penumpang seperti yang viral sebelumnnya. 

Baca juga: Solusi PT KCI Urai Penumpukan Penumpang di Stasiun Duri

"Kalau pulang sore, aku nunggu (penumpang) enggak ramai dulu, baru naik eskalator. Memang sih dua-duanya dipakai (eskalator naik dan turun), tetapi tetap saja ramai," kata Aci.

Namun, ia memilih tetap menggunakan eskalator ketimbang crossing road di utara dan selatan peron.

Pasalnya, ia sering turun dari gerbong tengah dekat eskalator.

Baca juga: KRL Mania Minta Menhub Selesaikan Masalah Penumpang di Stasiun Duri

Lintas KRL Duri - Tangerang di Stasiun Duri, Jakarta Barat pada Kamis (5/4/2018).RIMA WAHYUNINGRUM Lintas KRL Duri - Tangerang di Stasiun Duri, Jakarta Barat pada Kamis (5/4/2018).
Pernyataan serupa juga disampaikan Samin. Pria paruh baya tersebut mengatakan, arus penumpang lintas Duri-Tangerang tidak membeludak seperti sebelumnya.

"Kalau pagi memang enggak seramai sore, entah kenapa. Tetapi, tetap sekarang menunggu lebih lama daripada sebelumnya yang enggak sampai setengah jam," ucap Samin.

Ia menilai, waktu tunggu kereta lebih lama karena adanya pembagian jalur dengan kereta api bandara. 

Baca juga: Jeritan Penumpang KRL Tangerang-Duri dan Jawaban PT KCI

"Kita lihat saja yang naik (kereta bandara) enggak banyak dibanding (penumpang) KRL, tetapi mereka (kereta bandara) lebih sering datangnya," katanya.

PT Kereta Commuter Indonesia sebelumnya menyebutkan, KRL Duri-Tangerang di peron 4 dan 5 harus berbagi jalur dengan kereta bandara sejak Kamis (29/3/2018).

Jadwal keberangkatan pun berbeda, KRL datang setiap 30 menit sekali, sementara kereta bandara datang dua kali dalam 30 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Keluarga Pelaku Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Telah Dihubungi Polisi untuk Pendampingan

Megapolitan
Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Dibawa Kabur dari Setiabudi, Mobil Patroli Polisi Ditemukan di Kemayoran

Megapolitan
Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com