Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufik Nilai Penggunaan RPTRA Terlalu Dibatasi

Kompas.com - 05/04/2018, 17:53 WIB
Jessi Carina,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menilai, penggunaan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) begitu dibatasi. Kata dia, tidak semua orang bisa membuat kegiatan di tempat itu.

"Enggak semua orang bisa punya kegiatan di situ loh. Datang ke situ sih bebas, cuma enggak bisa dibikin kegiatan publik," ujar Taufik ketika dihubungi, Kamis (5/4/2018).

Taufik mengatakan, seharusnya ruang terbuka itu bisa dimanfaatkan dengan bebas oleh masyarakat.

Dengan demikian, kata dia, interaksi masyarakat yang diinginkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa optimal di RPTRA.

Oleh karena itu, dia berharap Taman Maju Bersama yang digagas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno bisa dimanfaatkan optimal oleh warga.

Dia ingin penggunaan taman itu tidak terlalu dibatasi nantinya. "Saya kira kepinginnya taman itu jadi tempat interaktif masyarakat, jangan dibatasi juga," kata dia.

Baca juga : Sandiaga Minta Perbedaan RPTRA dan Taman Maju Bersama Tak Diributkan

Penggunaan RPTRA sendiri diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 40 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Pergub Nomor 196 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan RPTRA.

Layanan yang disediakan di RPTRA seperti PAUD, Posyandu, perpustakaan anak, tempat olahraga dan bermain, serta tempat kegiatan kreatif anak.

Selain itu, RPTRA bisa digunakan untuk kegiatan PKK, kesenian, dan kegiatan lain yang tidak berpotensi merusak sarana prasarana di sana.

RPTRA juga bisa digunakan untuk tempat infornasi edukasi bencana, rambu bencana, hingga tempat pengungsian.

Baca juga : Anggota DPRD Ngakak Dengar Penjelasan Kadis soal Beda RPTRA dan Taman Maju Bersama

Dulu, mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat pernah menjelaskan kegiatan apa saja yang boleh dan tidak boleh digelar di RPTRA. Adapun kegiatan yang tidak boleh dilakukan di RPTRA salah satunya kegiatan keagamaan.

Djarot mengatakan, RPTRA harus menjadi tempat bernaung seluruh warga dari berbagai latar belakang suku, ras, dan agama.

"Karena RPTRA itu adalah fungsi simbol dimana masyarakat bisa berkumpul apa pun agamanya, apa pun sukunya, apa pun latar belakangnya ya," ujar Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com