Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI Akan Koordinasi dengan KSAD soal Dugaan Pelanggaran Kode Etik Dokter Terawan

Kompas.com - 05/04/2018, 20:24 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Muhammad Faqih mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono untuk membahas permasalahan yang sedang dihadapi Kepala Rumah Sakit Umum Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Mayjen TNI dr Terawan Agus Putranto.

Daeng mengatakan, pihaknya akan membahas dugaan pelanggaran kode etik kedokteran yang diduga dilakukan Terawan.

"Jadi hasil rapat yang pertama, melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait terutama pimpinan TNI tempat dinas dokter Terawan," ujar Daeng saat dihubungi, Kamis (5/4/2018).

Baca juga : IDI: Kami Berikan Ruang kepada Dokter Terawan untuk Pembelaan Diri

IDI juga memberikan kesempatan kepada Terawan untuk melakukan pembelaan terkait dugaan pelanggaran kode etik yang disampaikan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).

Saat ini, IDI secara informal masih meminta Terawan untuk segera menyampaikan pembelaannya. Namun, dalam waktu dekat pemanggilan resmi akan segera dilakukan.

Terkait surat MKEK, Daeng mengatakan MKEK merupakan lembaga otonom yang memiliki wewenang untuk menilai dan memutuskan dugaan pelanggaran etika. MKEK juga merupakan instansi otonomi yang tidak bisa diinterveni PB IDI. Itu sebabnya, surat rekomendasi pemberhentian Terawan dari keanggotan IDI oleh MKEK tidak mengikutsertakan PB IDI.

"Jadi kami dalam prosoes itu enggak dilibatkan, enggak bisa intervensi. Kami tahu setelah ada hasil putusan rekomendasi," ujar Daeng.

Dalam surat MKEK yang beredar, pemecatan sementara terhadap Terawan sebagai anggota IDI berlaku selama 12 bulan, yaitu 26 Februari 2018-25 Februari 2019. Selain diberhentikan sementara, rekomendasi izin praktik Terawan juga dicabut.

MKEK menyebut salah satu kode etik yang dilanggar Terawan yaitu dengan mengiklankan dirinya dan terapi "cuci otak" menggunakan teknik terapi pengobatan Digital Substraction Angogram (DSA).

Dokter Terawan telah membantah tuduhan tersebut.

Baca juga : Dokter Terawan: Sebagai Seorang TNI, Saya Tidak Pernah Mau Mengiklankan Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com