Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Tongkat Hoki dan Momok Rendahnya Serapan Anggaran pada Triwulan Pertama

Kompas.com - 06/04/2018, 07:37 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada triwulan pertama tahun anggaran, penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2018 baru sekitar 8 persen. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan pencapaian itu di bawah target awal mereka yaitu sebesar 12 persen.

Sandiaga menunjukan pola penyerapan anggaran selama ini seperti tongkat hoki. Artinya, kurvanya cenderung datar pada awal tahun kemudian meninggi jelang akhir tahun. Pola penyerapan anggaran di tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) rata-rata seperti itu.

"Ini yang kami mau ubah," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (5/4/2018) malam.

Sandiaga mengatakan salah satu belanja langsung yang cukup menjadi momok dalam penyerapan anggaran adalah program pengadaan lahan.

Baca juga : Sandiaga Sebut Penyerapan APBD Tahun Ini Lebih Baik dari Sebelumnya

"Dan di sini beberapa dinas, bukan hanya Dinas Sumber Daya Air, tapi beberapa dinas, proses pengadaan lahannya belum bisa optimal," ujar Sandiaga.

Dinas Sumber Daya Air memang memiliki penyerapan paling rendah pada triwulan pertama ini, yaitu hanya 1,7 persen.

Salah satu penyebabnya karena anggaran pengadaan lahan tidak bisa langsung dieksekusi pada triwulan pertama. Untuk pengadaan lahan, kata Sandiaga, kesiapan dokumen dan kesiapan lahan harus ada.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga UnoKompas.com/Akhdi Martin Pratama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno

Ubah perencanaan

Sandiaga mengatakan penyerapan sering rendah pada awal tahun karena memang direncanakan rendah. Sandiaga ingin mengubah pola pikir pegawai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang hal ini.

"Upayanya nanti kita coba ubah pola pikirnya agar perencanaannya itu tidak di ujung saja digenjotnya. Tapi mulai kuartal per kuartal," ujar Sandiaga.

Dia akan mulai merencanakan itu dari penganggaran tahun 2019. Jika target dibuat dalam jangka waktu tertentu, monitoring akan lebih ketat.

Baca juga : Anies Sebut Dinas Sumber Daya Air Paling Kecil Penyerapan Anggarannya

 

Eksekusi anggaran pun bisa dilakukan secepat mungkin. Contohnya untuk kebutuhan lelang, Sandiaga mengatakan persiapannya bisa dilakukan ketika draft anggaran masih dalam proses pembahasan dengan DPRD DKI. Begitu APBD disahkan, SKPD bisa langsung mengeksekusi program tanpa menunggu proses lelang lagi.

"Jadi begitu kami mendapat persetujuan dari Dewan, di penghujung tahun biasanya sudah penyusunan APBD. Mereka bisa langsung pencet tombol," ujar Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, intinya adalah perencanaan yang baik. Tanpa perencanaan yang baik, bahkan lelang konsolidasi pun tidak bisa menjamin tingginya penyerapan anggaran. Persiapan tiap SKPD juga harus ditingkatkan. Terakhir, semua SKPD harus aktif memasukan kebutuhan mereka ke dalam e-catalog.

"Kayak Dinas Bina Marga ini salah satu yang paling baik penyerapannya karena mereka semuanya sudah dimasukkan ke katalog lokal, e-catalog itu. Jadi proses pengadaannya lebih mudah, lebih transparan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com