JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri perayaan hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (9/4/2018). Hari ini 72 tahun yang lalu, Republik Indonesia resmi memiliki tentara angkatan udara.
Dalam kesempatan ini, Anies mengucapkan selamat kepada TNI Angkatan Udara.
"Selamat kepada TNI AU yang hari ini berulang tahun ke-72 dan kita bangga dengan Angkatan Udara kita," kata Anies.
Anies mengatakan, kekuatan udara merupakan salah satu kunci pertahanan negara di masa depan. Dia berharap, peringatan ulang tahun ini menjadi tonggak baru untuk kemajuan TNI AU.
Baca juga : Pesan Cinta Jupiter Aerobatik Team TNI Angkatan Udara di Langit Surabaya
Anies menyebut, ada dua komponen utama dalam TNI AU. Pertama adalah kekuatan sumber daya manusia. Menurut Anies, latihan-latihan yang dilakukan TNI AU untuk memastikan mereka menjadi sumber daya manusia yang baik. Sementara itu, komponen kedua adalah tentang peralatan yang berteknologi tinggi.
"Kita berharap bahwa teknologi-teknologi yang digunakan Angkatan Udara kita merupakan teknologi yang terbaru, yang membuat kita bisa leluasa memastikan terjadinya keamanan udara di Indonesia," kata Anies.
Baca juga : Akrobat Tim Jupiter TNI AU Memukau Pengunjung Singapore Airshow 2018
TNI Angkatan Udara lahir pada 9 April 1946. Saat itu, Presiden Soekarno menerbitkan surat Penetapan Pemerintah Nomor 6/SD/1946 tentang Pembentukan Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara. Surat tersebut juga menetapkan Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma sebagai Kepala Staf Angkata Udara yang pertama.
Baca juga : Sebelum Diserahkan ke TNI AU, 24 Pesawat F-16 Jalani Ritual Mandi
Meski demikian, cikal bakal bala tentara udara Indonesia ini sebenarnya dimulai sejak 22 Agustus 1945. Sehari setelah Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengangkat Soekarno menjadi Presiden pertama Republik Indonesia dan Mohammad Hatta menjadi Wakil Presiden.
Sidang berikutnya 22 Agustus 1945, PPKI menghasilkan tiga keputusan, salah satunya adalah pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang bertugas menjaga terjaminnya keamanan dan ketertiban umum.
BKR sendiri terdiri dari sejumlah resimen tempur yang selama ini melawan penjajahan Jepang melalui masing-masing bidangnya. Oleh sebab itu, BKR kemudian membentuk beberapa organisasi berdasarkan bidang perjuangannya, yakni BKR Oedara, BKR Laoet, BKR Kereta Api, BKR Pos dan sebagainya.
BKR Oedara kemudian merebut dan menguasai sejumlah pangkalan udara Jepang dan unsur penerbangan lainnya. Mereka menjadikan tempat-tempat rampasan itu sebagai basis kekuatan udara Indonesia.
Baca juga : Honeywell Incar Kontrak Upgrade Pesawat Hercules TNI AU
Sebut saja beberapa pangkalan udara lawan yang berhasil direbut, Pandanwangi (Lumajang), Bugis (Malang), Maospati (Madiun), Morokrembangan (Surabaya), Panasan (Solo), Kalibanteng (Semarang), Maguwo (Yogyakarta), Andir (Bandung), Cibeureum (Tasikmalaya), Jatiwangi (Cirebon), Cililitan (Halim Perdanakusuma, Jakarta), dan beberapa tempat di luar Pulau Jawa.