Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Sebut OK Otrip Sulit Capai Target karena Terganjal Birokrasi

Kompas.com - 09/04/2018, 16:31 WIB
Nursita Sari,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, Pemprov DKI Jakarta menargetkan 2.000 angkutan umum, baik angkot, metromini, maupun kopaja, bergabung dengan program OK Otrip hingga akhir 2018.

"Harusnya kami ingin targetnya kan masuk ke 2.000-an di akhir tahun ini. Ini yang kalau saya bilang, kalau langkahnya masih terlalu terganjal birokrasi seperti ini, tidak akan optimal," kata Sandiaga, di kantor Ombudsman RI, Jalan HR Rasuna Said, Senin (9/4/2018).

Oleh karena itu, Sandiaga menargetkan 1.000 angkutan umum terlebih dahulu yang harus bergabung dengan OK Otrip hingga enam bulan ke depan.

"Kami ingin enam bulan ini paling tidak setengah dari angka 2.000 itu bisa tercapai," ujar Sandiaga.

Baca juga: Pemprov DKI Perpanjang Masa Uji Coba OK Otrip

Menurut Sandiaga, sejak diuji coba mulai Januari 2018, jumlah angkutan umum yang bergabung dengan OK Otrip masih sedikit.

Dia meminta Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan PT Transjakarta menyiapkan langkah konkret untuk mengajak berbagai operator angkutan umum bergabung dengan OK Otrip.

"Saya ingin lebih cepat karena kalau kami lihat dari konversinya, ini masih hitungan puluhan atau ratusan kendaraan (yang bergabung dengan OK Otrip), harusnya ditambah lagi jumlahnya," ujar Sandiaga.

Baca juga: Sopir Angkot Tanah Abang yang Tak Ikut OK Otrip Dialihkan ke Rute Lain

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperpanjang masa uji coba OK Otrip hingga tiga bulan ke depan.

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Widjatmoko mengatakan, uji coba OK Otrip sebelumnya telah dilaksanakan mulai 15 Januari dan direncanakan berakhir pada 15 April.

Baca juga: Penolakan Sopir Angkot Tanah Abang di Tengah Keuntungan OK Otrip

Perpanjangan masa uji coba dilakukan sembari menunggu persetujuan Bank Indonesia terkait mekanisme pembayaran.

Program OK Otrip ini memungkinkan warga Jakarta menggunakan berbagai moda transportasi umum dan cukup membayar Rp 5.000.

Hingga saat ini, baru dua koperasi yang ikut uji coba program tersebut, yakni KWK dan Budi Luhur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com