JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengatakan, pihaknya akan menelusuri tanah warga untuk proyek mass rapid transit (MRT) yang belum dibayarkan. Senin (9/4/2018) malam lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dihampiri warga yang mengaku tanahnya di Pasar Jumat, Jakarta Selatan, belum dibayar sejak diserahkan tahun 2012.
"Kami cari, saya akan cek ke Dinas Bina Marga karena yang membayar nanti Dinas Bina Marga," kata Tri di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Tri membenarkan lahan yang diakui warga tersebut masuk trase proyek MRT.
"Itu di Pasar Jumat, dekat depo Lebak Bulus," kata dia.
Baca juga : Anies Minta Nama Warga Terdampak Proyek MRT Dibuatkan Prasasti
Senin malam, seorang perempuan bernama Sri Andayani mendekati Anies usai acara malam penghargaan kepada warga yang terdampak MRT di Hotel Le Meridien, Senin malam. Sri mengaku keluarganya memiliki lahan seluas 643 meter persegi di Pasar Jumat yang kini jadi terminal sementara Lebak Bulus.
Lahan itu sudah diserahkan pada 2012 dan sebagian besar telah dibayarkan. Namun menurut Sri, masih ada lahan seluas 57 meter yang belum dibayarkan.
Saat itu, keluarganya tak pikir panjang karena ingin membantu pembangunan MRT. Menurut dia, lahan itu baru dibayar belakangan dengan nilai hanya Rp 3.050.000 per meter. Dengan nilai uang kecil, Sri yang sejak kecil tinggal di Pasar Jumat yang strategis itu kini tinggal di daerah Ciseeng.
Ia berkendara dari Ciseeng ke Jakarta untuk menemui Anies dan menagih bayaran untuk tanahnya itu.
Baca juga : Dari Ciseeng, Wanita Ini Datangi Anies Minta Lahannya Dibayar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.