Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Minta Warga Waspadai Pembobolan ATM dengan Modus Ganjal ATM

Kompas.com - 11/04/2018, 15:42 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat diminta untuk mewasapadai kejahatan pencurian dengan modus mengganjal ATM. Masyarakat diimbau untuk tidak mudah menerima bantuan dari orang tidak dikenal.

"Imbauan untuk masyarakat agar ketika mengambil ATM, jangan terlalu percaya bujuk rayu orang yang di belakangnya," kata Kapolsek Koja Jakarta Utara Kompol Agung Wibowo, Rabu (11/4/2018).

Agung menjelaskan, pelaku kejahatan bermodus ini biasanya mengantri di belakang korban dan berpura-pura memberikan bantuan, ketika korban mengalami masalah dengan kartu ATM-nya.

Pelaku tersebut, lanjut Agung, akan mengarahkan korban untuk segera menelpon nomor yang tertera di mesin ATM. "Padahal nomor itu adalah tempelan dari pelaku," kata Agung.

Baca juga : Polri: Pembobolan ATM dengan Skimmer Kejahatan Terorganisir

Polsek Koja sebelumnya menangkap dua anggota sindikat pembobol ATM pada Minggu (8/4/2018) kemarin. Kepada polisi, kedua pelaku berinisial IR dan IK menceritakan cara kerja metode ganjal ATM tersebut.

"IR berperan mengelabui korban dengan cara memasang atau mengganjal ATM dengan menggunakan mika. Awal mulanya mika tersebut di potong, dikecilkan, terus dimasukan di lubang ATM," kata Agung.

Akibatnya, ketika korban hendak menggunakan mesin ATM maka kartu ATM korban tidak bisa digunakan atau mengalami trouble.

Baca juga : Polisi Tangkap 2 Anggota Sindikat Pembobol ATM

Melihat korban kebingungan, salah satu pelaku akan mengarahkan korban untuk menghubungi nomor telepon yang tertera di mesin ATM. Padahal, nomor tersebut adalah nomor palsu yang dipasang oleh pelaku.

Operator palsu yang terhubung di ujung telepon akan mempengaruhi korban untuk memberikan nomor PIN-nya. "Setelah korban mmeberikan nomer PIN-nya dan meninggalkan ATM, maka pelaku dengan menggunakan linggis membongkar pintu ATM," kata Agung.

Setelah pintu ATM terbuka, pelaku mengambil kartu ATM milik korban dan pergi ke mesin ATM terdekat, untuk menguras seluruh isinya melalui PIN yang telah disebutkan korban melalui telepon.

Agung menuturkan, ada dua cara bagi masyarakat untuk mengidentifikasi ATM yang dijadikan target pembobolan. Pertama, ATM tersebut mempunyai bekas lecet. "Ada lecet karena dia pakai linggis untuk membongkar," katanya.

Kedua, masyarakat bisa menghapal nomor telepon darurat yang disediakan oleh masing-masing bank dan mencurigai bila ATM tersebut tidak menempel nomor telepon yang dimaksud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com