JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, lahan milik Sri Andayani tak masuk dalam trase proyek mass rapid transit (MRT).
Namun, Sri berharap agar lahannya yang berlokasi di Pasar Jumat, Jakarta Selatan, itu dibayar oleh Pemprov DKI.
"Ada juga yang minta dibebaskan meski tidak kena jalur MRT, seperti kemarin yang dimuat itu, ternyata dia tidak masuk ke dalam rencana pembebasan, tetapi dia pengen dibebaskan," ujar Anies di Balai Kota DKI, Rabu (11/4/2018).
Kendati demikian, Anies memastikan Pemprov DKI akan membayar semua lahan yang terdampak proyek MRT.
"Jadi semua yang menjadi kewajiban dari pemerintah yang belum ditunaikan, itu harus diselesaikan," kata Anies.
Baca juga : Dari Ciseeng, Wanita Ini Datangi Anies Minta Lahannya Dibayar
Pada Senin (9/4/2018) malam, seorang perempuan bernama Sri Andayani mendekati Anies seusai acara malam penghargaan kepada warga yang terdampak MRT di Hotel Le Meridien.
Sri mengaku keluarganya memiliki lahan seluas 643 meter persegi di Pasar Jumat yang kini jadi terminal sementara Lebak Bulus.
Lahan itu sudah diserahkan pada 2012 dan sebagian besar telah dibayarkan. Namun, menurut Sri, masih ada lahan seluas 57 meter yang belum dibayarkan.
Saat itu, keluarganya tak pikir panjang karena ingin membantu pembangunan MRT. Menurut dia, lahan itu baru dibayar belakangan dengan nilai hanya Rp 3.050.000 per meter.
Dengan nilai uang kecil, Sri yang sejak kecil tinggal di Pasar Jumat yang strategis itu kini tinggal di daerah Ciseeng.
Ia berkendara dari Ciseeng ke Jakarta untuk menemui Anies dan menagih bayaran untuk lahannya itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.