Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Pengendara Motor yang Ditembak Pengemudi Gran Max

Kompas.com - 11/04/2018, 23:01 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kasus penembakan terhadap seorang pengendara sepeda motor di Bekasi masih misterius.

Hari Riyadi (18), korban yang tertembak di kaki kirinya, menceritakan kejadian naas yang menimpanya pada Senin (9/4/2018) lalu itu.

Saat itu, ia baru pulang dari rumah kakaknya di kawasan Tambun. Ia berboncengan dengan Ari, temannya, untuk kembali ke daerah Ciracas, Jakarta Timur.

Ketika melintasi Jalan Cipendawa Baru sekitar pukul 19.00 WIB, di perempatan jalan, tepatnya di lampu merah, datanglah sebuah mobil Gran Max. Dalam mobil tersebut terdapat dua orang.

"Kita liatin orang di dalem, kata yang di dalem mobil, 'Apa lo liatin gua'," kata Hari saat ditemui di RSUD Kabupaten Bekasi, Rabu (11/4/2018).

Baca juga : Kondisi Pengendara Motor Korban Penembakan di Bekasi Sempat Memburuk

Setelah melewati lampu lalu lintas, kedua sahabat tersebut lantas berdebat apakah menyusul mobil tersebut atau tidak.

Sekitar 800 meter berjalan dan berada di depan mobil tersebut, tiba-tiba Hary mendengar suara letusan yang sangat keras.

Ternyata, ia ditembak oleh orang dalam mobil tersebut dari jarak lebih kurang tujuh meter. Kaki kirinya kemudian terasa panas. Hari lantas menyadari bahwa ia menjadi korban penembakan.

"Pokoknya saya ditembak dari belakang, Saya juga tidak tahu masalahnya apa, yang saya tau kaki saya panas," ucap Hari yang mendapati kenyataan peluru tersebut menghancurkan tulang kering kaki kirinya.

Setelah melepaskan tembakan, pengendara mobil yang diperkirakannya sebagai mobil pengantar uang ATM tersebut langsung melarikan diri.

Ari dan Hari kemudian menepikan kendaraan di pinggir jalan sambil meringis kesakitan. Ari membawa Hari ke rumah sakit terdekat untuk kemudian mendapatkan perawatan.

Hari tidak mengetahui jenis senjata yang digunakan pelaku. Namun, dari kesaksiannya dan kesaksian warga sekitar, suara tembakan tersebut terdengar cukup nyaring. Ia mempekirakan itu adalah jenis senjata laras panjang.

Dokter Stenly, dokter RSUD Kabupaten Bekasi yang menangani Hari, menyampaikan bahwa pihaknya tidak dapat mengetahui jenis senjata apa yang digunakan pelaku. Namun, dari luka yang dialami korban, ia menduga itu senjata yang besar.

"Tapi itu senjata cukup besar karena sebagian tulang hancur. Kondisi kaki berlubang, tembus dan menghancurkan tulang kering kaki kiri," kata Stenly.

Baca juga : Seorang Pengendara Motor Jadi Korban Penembakan di Bekasi

Saat ini, kasus penembakan oleh orang tak dikenal ini ditangani Polres Metro Bekasi Kota. Saat dihubungi Kompas.com, pihak Polres Metro Bekasi Kota belum ada yang dapat memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com