Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 10 Hari, Polres Tangsel Sita 6.000 Botol Miras Oplosan

Kompas.com - 13/04/2018, 12:51 WIB
Rima Wahyuningrum,
Dian Maharani

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Polres Metro Tangerang Selatan memusnahkan 6.000 botol minuman keras (miras) oplosan dari hasil operasi selama 10 hari terakhir pada Jumat (13/4/2018).

"Kami lakukan pemusnahan untuk membasmi miras yang ada di Tangerang Selatan ini. Untuk miras oplosan ini tidak ada toleransi," kata Kapolres Tangerang Selatan AKBP Ferdy Setiawan di halaman kantornya.

Baca juga : Miras Oplosan Mematikan, 91 Orang Meninggal di Jakarta, Bekasi, hingga Bandung

Dari pantauan Kompas.com sekitar pukul 10.17 WIB sebuah mobil penggilas atau yang disebut slender memusnahkan botol miras tersebut. Mobil yang dikendarai oleh Wakapolres Tangerang Selatan Bachtiar Alfonso dijalankan perlahan melintasi barisan botol miras.

Satu persatu botol pecah dan melompatkan pecahan kaca ke sekitar area pemusnahan. Air-air miras langsung mengalir dan menimbulkan bau tajam.

Baca juga : Polisi Tangkap Penjual hingga Pemilik Pabrik Miras Oplosan di Tangsel

Penggilasan botol dilakukan merata beberapa kali. Mulai dari sisi tengah, belakang, kiri dan kanan area barisan botol.

Botol-botol tersebut didapat dari hasil pengembangan kasus dua orang warga Ciputat yang meninggal dunia pada 10 dan 11 April 2018.

Selanjutnya polisi menemukan pabrik rumahan miras di Pondok Aren, Tangerang Selatan dengan barang bukti 900 botol merek Mansion dan Vodka.

Baca juga : 2 Warga Ciputat Tewas akibat Miras Oplosan

Adapun sisanya didapat dari pabrik yang berada di Cipondoh, Tangerang. Tak hanya miras tapi juga ditemukan bahan-bahan pembuat oplosannya seperti tutup botol, label, botol kosong, ethanol dan beberapa perasa minuman, serta alat aduk.

Pemusnahan tersebut dihadiri oleh Wakil Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie dengan membawa himbauan agar masyarakat tidak menyentuh miras oplosan karena bisa menghilangkan nyawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com