JAKARTA, KOMPAS.com - Hari pertama penerapan pembatasan kendaraan berdasarkan plat nomor ganjil-genap dan jalur khusus angkutan umum di pintu tol Cibubur 2 arah Jakarta, Senin (16/4/2018), diwarnai aksi mogok para sopir angkot jurusan Cileungsi-Jakarta.
Kepala Bagian Humas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Budi Rahardjo mengatakan, pihaknya telah mengetahui adanya aksi mogok itu.
Menurut dia, para sopir angkutan lokal menggelar aksi mogok untuk menolak kehadiran bus premium (JR Connection) yang disediakan BPTJ di lima permukiman sebagai moda transportasi pengganti kendaraan pribadi.
"Tadi di Cileungsi ada beberapa kelompok angkot lokal yang memprotes kehadiran bus premium kami. Kami memang ada penambahan bus hingga total ada 60 unit dan mereka memprotes hal tersebut," kata Budi kepada Kompas.com, Senin (16/4/2018).
Baca juga : Ada Ganjil-Genap Cibubur, Bus Premium Ditempatkan di 5 Titik
Para sopir tersebut meminta bus premium tidak beroperasi di jalur tersebut. Kondisi itu membuat calon penumpang dirugikan dan mereka harus mencari transportasi lain.
"Jadi dua-duanyan tidak beroperasi pagi tadi. Mereka (angkot lokal) tidak jalan, BPTJ dengan JR Connection juga tidak jalan," katanya.
Budi menjelaskan, alasan para sopir angkot tersebut melakukan protes karena menganggap kehadiran bus premium mengambil pangsa pasar mereka. Pihak BPTJ mengatakan, mereka telah melakukan sosialisasi kepada sopir tersebut, secara peruntukan, tarif dan lokasi tujuan bus premium berbeda dengan angkot yang pada umumnya dikelola koperasi lokal bukan organda.
"Anggapannya bus premium mau rebut penumpang mereka, padahal tidak. Sebetulnya secara segmen bus premium kami itu berbeda, tarif saja sudah Rp 20.000 dan kami melayani rute sesuai point dalam arti tidak berhenti sembarangan ambil penumpang," kata dia.
Budi memastikan, besok bus premium akan mulai beroperasi normal melayani warga di kawasan Cibubur. Dia menjelaskan, masalah dengan para sopir angkot itu sudah diselesaikan dan telah terjadi kesepakatan.
"Tadi sudah ditangani, setelah dijelaskan mereka sepakat dan akan beroperasi kembali secara normal. Kami jelaskan bahwa bus kami segmenya beda, dan kami tidak akan berhenti sembarangan untuk ambil penumpang seperti mereka," ujar Budi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.