Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operator Mikrolet Tolak Besaran Tarif OK Otrip Tanah Abang yang Diusulkan

Kompas.com - 18/04/2018, 06:02 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilik operator mikrolet di kawasan Tanah Abang dari Koperasi Kolamas, Petrus Tukimin, menolak besaran tarif rupiah per kilometer untuk sistem OK Otrip yang ditawarkan PT Transjakarta.

Petrus mengatakan, meski tarif yang kini ditawarkan lebih tinggi dari tarif sebelumnya, tetap belum bisa menutup biaya operasional mikrolet di Tanah Abang.

Penolakan itu telah disampaikan sejumlah operator mikrolet dalam pertemuan dengan pihak Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan PT Transjakarta pada Selasa (17/4/2018).

"Bukan hanya Kolamas, Kopamilet, Kojang Jaya masih menolak (tarif)," ujar Petrus saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Baca juga : KWK Minta Usulan Kenaikan Tarif OK Otrip Tak Hanya di Tanah Abang

Petrus menyampaikan, tarif yang ditawarkan yaitu Rp 3.739 per kilometer, belum mampu memenuhi biaya operasional, seperti bahan bakar, gaji, dan setoran para sopir mikrolet.

Ini karena jumlah ritase sopir angkot Tanah Abang rata-rata hanya 150-160 km, sedangkan target ritase yang harus dicapai jika mengikuti OK Otrip lebih kurang 195 km per hari.

Petrus mengatakan, tarif Rp 3.739 per km bisa saja diterima oleh operator yang mewajibkan sopir angkotnya menyetor uang sekitar Rp 100.000-Rp 150.000 per hari.

Namun, akan merugikan bagi operator yang mewajibkan setoran Rp 200.000-Rp 250.000 per hari.

Menurut dia, dalam hitung-hitungan operator mikrolet, tarif ideal yang bisa diberlakukan di Tanah Abang Rp 4.100 per km.

Untuk itu, sejumlah operator akan kembali berdiskusi dengan PT Transjakarta dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta guna memutuskan tarif yang berlaku di Tanah Abang.

Baca juga : Transjakarta Berencana Naikkan Tarif Angkot OK Otrip Tanah Abang

Jika telah terjadi kesepakatan, baru bisa diambil keputusan apakah Kolamas maupun operator lain bakal ikut program tersebut atau tidak.

Saat ini, program OK Otrip belum dilaksanakan di Tanah Abang. Program ini masih diuji coba dengan keikutsertaan dua operator, yakni KWK dan Budi Luhur.

"Hasil pertemuan rapat kami operator dengan Dishub dan Transjakarta, kami menyatakan pendapat belum pas, belum cocok (tarifnya). Bukan kami enggak mau ikut OK Otrip, tetapi enggak pas tarifnya. Makanya Jumat akan diadakan pertemuan lagi," ujar Petrus.

PT Transjakarta berencana menaikan tarif rupiah per kilometer bagi angkot OK Otrip trayek Tanah Abang. Kenaikan tarif tersebut dari Rp 3.459, menjadi Rp 3.739 per kilometernya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com