JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono berharap kebijakan menambah waktu sistem ganjil-genap di Jalan Sudirman-Thamrin bisa mengubah pola perilaku perjalanan warga Jakarta.
Kebijakan tersebut diuji coba pada Senin (23/4/2018) dari waktu semula pukul 07.00-10.00 menjadi dimajukan pukul 06.00-10.00.
Bambang mengatakan, dengan kebijakan ini masyarakat diharapkan berangkat lebih pagi.
"Supaya pola pergerakan berubah dan intinya berbagi beban agar berangkat lebih pagi sekitar pukul 05.00. Jadi, supaya lalu lintas lebih lancar," ujar Bambang saat ditemui di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Senin pagi.
Baca juga: Uji Coba Perpanjangan Waktu Ganjil Genap di Sudirman-Thamrin Dimulai Hari Ini
Perubahan waktu ganjil genap itu tujuannya untuk mencegah penumpukan volume kendaraan di ruas Cawang pada pukul 06.00-09.00 yang disebabkan penerapan sistem ganjil genap di sejumlah tol, seperti Cikampek dan Cibubur, beberapa waktu yang lalu.
Volume capacity ration (VCR) atau perbandingan volume kendaraan dengan kapasitas jalan di ruas Cawang, kata Bambang, lebih dari 1.
Adapun VCR normal berada di angka 0,5 dan 0,6 atau dengan kecepatan kendaraan yang melintas sekitar 50 kilometer per jam hingga 60 kilometer per jam.
Baca juga: Tak Ada Tilang Saat Uji Coba Penambahan Waktu Ganjil-Genap di Sudirman
Bambang berharap, masyarakat tidak berpikir penambahan waktu ganjl genap dilakukan untuk membatasi perjalanan warga.
"Ini kebijakan untuk mengatur masyarakat berbagi beban jam berangkat supaya bisa lancar dan nyaman. Kami juga berharap terjadi perpindahan dari mobil pribadi ke angkutan umum karena sebentar lagi akan dioperasikan LRT, MRT," ujar Bambang.
Sebelumnya, uji coba penambahan waktu ganjil genap di Sudirman-Thamrin digelar mulai 23 April hingga 4 Mei 2018.
Selama uji coba, kendaraan berpelat nomor yang tidak sesuai tanggal tidak akan dilakukan penindakan. Uji coba penambahan waktu ganjil genap ini hanya diberlakukan pada pagi hari.