JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi meringkus kelompok spesialis penganjal ATM dengan tusuk gigi di minimarket, di kawasan Jakarta Barat, Senin (23/3/2018).
Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat AKBP Edy Suranta Sitepu mengimbau masyarakat selalu waspada, khusunya saat melakukan transaksi di ATM.
"Jadi mereka ini selalu mengincar dan beroperasi di minimarket yang mesin ATM berada di belakang. Kalau (posisi) ATM ada di depan atau dekat kasir mereka tidak berani karena banyak orang," kata Edy di RS Polri, Jakarta Timur.
Baca juga: Polisi Tembak Mati Pengganjal 28 ATM Minimarket di Jakarta Barat
Dalam menjalankan aksinya, mereka selalu bekerja secara kelompok.
Masing-masing anggota memiliki tugas dan fungsi berbeda.
Ada yang bertugas mengganjal, berakting menolong korban, mengalihkan perhatian kasir, dan menjadi tukang intip PIN kartu ATM milik korban.
Baca juga: Atasi Krisis Uang Tunai, Pedagang di India Berdoa kepada Dewa ATM
"Saat calon korban hendak mengambil ATM yang sudah diganjal, otomatis tersangkut, kemudian ada pelaku yang pura-pura membantu memasukkan (kartu) ATM nya. Kartu ATM milik tersangka bisa masuk karena sudah dikikir menjadi tipis," ujarnya.
Setelah itu, korban diminta memasukkan PIN ATM.
Saat itu, ada anggota lainnya yang bertugas mengintip PIN korban.
Baca juga: Spesialis Pengganjal Kartu ATM Total Gasak Rp 1,1 Miliar Uang Nasabah
"Setelah PIN dimasukkan korban, kartu yang sudah ditukar pelaku tadi otomatis tertelan karena telah terblokir. Setelah itu, pelaku menyarankan korban membuat laporan ke bank, sementar pelaku sudah mengambil kartu ATM asli beserta PIN korban untuk menguras harta korban," kata Edy.
Ia menyarankan masyarakat mencari gerai ATM yang aman dan selalu tertutup di bagian tombolnya.
Apabila ada yang mencurigakan, masyarakat diimbau langsung melapor ke pihak berwajib.
Baca juga: Polisi Kembali Ciduk 3 Pelaku Spesialis Pecuri Uang di ATM
Sebelumnya, kepolisian Jakarta Barat menangkap kelompok pengganjal ATM dan menembak mati pemimpinya karena melawan petugas.
Polisi berhasil mengamankan barang bukti sebanyak 90 kartu ATM berbagai jenis milik para korban.
Kelompok ini sudah beroperasi sebanyak 53 kali di 28 gerai ATM yang ada di dalam minimarket di kawasan Jakarta Barat sejak 2017 dengan keuntungan lebih kurang Rp 700 juta.