Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penipuan Rp 50 Juta Bermodus Pura-pura Jadi Kwik Kian Gie...

Kompas.com - 26/04/2018, 09:18 WIB
Nursita Sari,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Uang Rp 50 juta milik Hari Budianto Darmawan raib karena penipuan lewat telepon. Adik ekonom Kwik Kian Gie itu mentransfer uang kepada pelaku karena diancam kakaknya akan dibunuh.

Penipuan terhadap Hari bermula ketika dia mendapat telepon dari seseorang, Senin (23/4/2018) sekitar pukul 01.00.

Pelaku menelepon berpura-pura menjadi Kwik Kian Gie yang seolah tengah disandera.

"Kasusnya sebenarnya penipuan by telepon yang mengaku kakak korban (Kwik Kian Gie) seolah-olah dalam tekanan atau tersandera pelaku," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar, Rabu (25/4/2018).

Baca juga: Kakaknya Diancam Akan Dibunuh, Adik Kwik Kian Gie Transfer Rp 50 Juta kepada Pelaku

Setelah itu, pelaku lain mengambil ponsel dari pelaku yang berpura-pura menjadi Kwik Kian Gie. Pelaku tersebut mengancam akan membunuh Kwik Kian Gie.

Dia meminta Hari mentransfer uang Rp 60 juta jika ingin Kwik Kian Gie selamat.

"Pelaku mengambil handphone dan mengancam bahwa kakaknya akan jadi korban jika tidak segera transfer uang," kata Indra.

Hari akhirnya mentransfer uang Rp 50 juta kepada pelaku melalui mesin ATM.

Setelah itu, Hari menelepon anak Kwik Kian Gie untuk mengetahui kebenaran soal kakaknya.

Baca juga: Pelajaran dari Kasus Adik Kwik Kian Gie yang Diancam dan Ditipu Rp 50 Juta Lewat Telepon

"Baru transfer Rp 50 juta kemudian Bapak Hari menelepon anak Kwik Kian Gie ternyata tidak ada apa-apa dengan orangtuanya," ucap Indra.

Polisi masih melacak nomor penipu yang mengancam Hari. Hari diketahui telah melaporkan penipuan itu ke Polda Metro Jaya.

Jangan mudah percaya

Kasus penipuan lewat telepon yang dialami Hari bukan kejadian pertama kali. Oleh karena itu, polisi mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada ancaman lewat telepon.

Baca juga: Polisi Lacak Nomor Telepon Penipu yang Ancam Adik Kwik Kian Gie

Apabila ada orang yang mengaku sebagai kerabat yang diancam dan meminta imbalan, masyarakat diminta mengindentifikasi penelepon terlebih dahulu.

"(Imbauannya) agar masyarakat tidak mudah percaya yang mengaku-ngaku, apalagi meminta imbalan. Klarifikasi terlebih dahulu siapa identitas peneleponnya," ujar Indra.

Jika sudah mentransfer sejumlah uang, masyarakat diimbau segera meminta bantuan pihak bank untuk memblokir transaksi tersebut.

"Apabila sudah telanjur transfer, segera blokir sementara by telepon kepada pihak perbankan. Segera hubungi pihak kepolisian," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com