Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Tak Punya Data Buruh yang Berhak Terima Kartu Pekerja

Kompas.com - 29/04/2018, 17:54 WIB
Nursita Sari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta Priyono mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak memiliki data soal total buruh yang berhak menerima Kartu Pekerja.

Buruh yang berhak menerima Kartu Pekerja adalah yang ber-KTP DKI dan berpenghasilan upah minimum provinsi (UMP).

"Data yang sebenarnya  belum bisa terekam. Tapi logika sederhana, maksimum  10 persen penerima UMP. Katakan 10 persen dari 4,7 juta (pekerja), sekitar 400.000-an. Sebanyak 400.000-an terus dipecah lagi, penduduk non-DKI sama DKI," ujar Priyono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (29/4/2018).

(Baca juga: Kartu Pekerja DKI Tak Laku)

Priyono menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta tidak memiliki data valid soal buruh yang berhak menerima Kartu Pekerja karena gaji selalu berubah.

Oleh karena itu, buruh yang akan menerima Kartu Pekerja harus didaftarkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

Suku Dinas Tenaga Kerja di semua wilayah DKI sudah menyurati perusahaan-perusahaan di Jakarta untuk mendaftarkan pekerja mereka yang bergaji UMP.

"Setiap saat upah itu bisa berubah. Katakan pekerja sudah lebih dari setahun, dua tahun, kan upahnya bisa berubah. Justru itu, kami supaya valid, menyurati perusahaan. Perusahaan, kan, tahu persis, alamatnya DKI atau non-DKI, upahnya masih UMP atau tidak," kata Priyono.

(Baca juga : KSPI: Kartu Pekerja DKI Sekadar Pencitraan, Tidak Tepat Sasaran)

Hingga saat ini, Priyono menyebut, baru sekitar 3.300 buruh yang didaftarkan perusahaan untuk menerima Kartu Pekerja.

Dari jumlah tersebut, baru 500-an pekerja yang sudah menerima kartu itu. Sisanya, mereka akan menerima Kartu Pekerja pada Senin (30/4/2018) karena kartu itu baru diterima Diskaner dari Bank DKI akhir pekan ini.

Adapun Kartu Pekerja diluncurkan sebagai program peningkatan kesejahteraan buruh.

Para buruh berpenghasilan UMP DKI bisa naik transjakarta gratis dan memperoleh subsidi daging sapi, ayam, telur, dan beras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com