Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Mengaku Korban Persekusi #2019GantiPresiden Dicecar 27 Pertanyaan

Kompas.com - 07/05/2018, 15:44 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Stedi Repki Watung (37), seorang pria yang mengaku korban persekusi #2019GantiPresiden dicecar 27 pertanyaan saat diperiksa di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (7/5/2018). 

"Total ada 27 pertanyaan. Seperti kita ketahui, peristiwa persekusi yang dilakukan segerombolan orang dengan kaos #2019GantiPresiden dan dampak dari perbuatan tersebut dia ketakutan dan trauma," ucap Ketua YLBH Kemandirian Josua Victor yang juga mendampingi pemeriksaan Stedi. 

Stedi diperiksa selama empat jam, mulai pukul 10.00. Stedi mengaku korban persekusi pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) yang diselenggarakan pada Minggu (29/4/2018). 

Baca juga: Pria yang Mengaku Korban Persekusi #2019GantiPresiden Serahkan Bukti ke Polisi

Josua mengatakan, salah satu pertanyaan yang disampaikan pihak kepolisian mengenai kaus #DiaSibukKerja yang digunakan Stedi saat kejadian.

Namun, Josua menolak menjelaskan jawaban Stedi karena itu bagian kepentingan penyelidikan.

Polisi juga menanyakan apakah Stedi seorang relawan pendukung Joko Widodo.

"Kami tidak menyatakan sebagai pendukung Jokowi, tetapi makna dari kaos bertagar dia sibuk kerja itu memang suatu poin yang ditanyakan penyidik," ujarnya. 

Baca juga: Inisiator #2019GantiPresiden Minta Maaf atas Kasus Intimidasi di CFD

Sejumlah warga tampak berjalan kaki dengan spanduk sembari memakai kaus dan kaus #2019GantiPresiden di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (29/4/2018).KOMPAS.com/DYLAN APRIALDO RACHMAN Sejumlah warga tampak berjalan kaki dengan spanduk sembari memakai kaus dan kaus #2019GantiPresiden di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (29/4/2018).
Dalam pemeriksaan ini, Stedi turut membawa dua orang saksi.

"Itu saksi yang melihat kejadian. Hadir di lokasi saat kejadian," tambahnya. 

Sebelumnya, Stedi melaporkan melaporkan dugaan persekusi yang ia alami saat CFD pada Senin (30/4/2018).

Baca juga: Keributan Kelompok #DiaSibukKerja dan #2019GantiPresiden Saat CFD yang Berujung Laporan Polisi

Laporan Stedi tersebut tertuang dalam laporan polisi nomor TBL/2362/IV/2018/PMJ/Dit.Reskrimum tanggal 30 April 2018.

Pelaku dalam kasus ini masih dalam penyelidikan.

Perkara yang dilaporkan adalah perbuatan tidak menyenangkan disertai ancaman kekerasan dengan Pasal 335 KUHP.

Kompas TV Warga mempertanyakan pelarangan atribut politik saat ikut "Car Free Day".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com