Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyulap Kolong Pelintasan Kereta Api Jadi RPTRA

Kompas.com - 19/05/2018, 08:01 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terbatasnya lahan di Jakarta membuat pemerintah harus memutar otak mencari lokasi untuk membangun ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) bagi warga Jakarta.

Pada Jumat (18/5/2018), Kompas.com mendatangi salah satu lokasi yang dipilih menjadi RPTRA yaitu kolong pelintasan kereta api di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Ruang publik yang diberi nama RPTRA Pintu Air ini luasnya lebih kurang 758 meter persegi.

Sejumlah fasilitas permainan anak-anak, seperti ayunan dan prosotan tersedia di RPTRA ini. Ada juga lapangan futsal dengan lantai semen yang dilengkapi dua gawang.

Fasilitas lain juga tersedia di RPTRA tersebut, seperti toilet umum dan toilet ramah penyandang disabilitas.

RPTRA Pintu Air di kolong perlintasan rel kereta api dibangun seluas 758 meter persegi. Sejumlah fasilitas permainan anak-anak seperti ayunan, prosotan tersedia di RPTRA ini. Ada juga lapangan futsal dengan lantai semen yang juga dilengkapi dua gawang.   Fasilitas lain juga tersedia seperti toilet umum dan toilet ramah penyandang disabilitas. Ada juga ruang laktasi atau ruang bagi ibu menyusui, ruang baca,  ruang  diskusi, dan ruang serbaguna yang mampu memuat 50 hingga 60 orang.  Pengeloal juga menyediakan fasilitas jaringan WiFi gratis bagi para pengunjung, Jumat (18/5/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA RPTRA Pintu Air di kolong perlintasan rel kereta api dibangun seluas 758 meter persegi. Sejumlah fasilitas permainan anak-anak seperti ayunan, prosotan tersedia di RPTRA ini. Ada juga lapangan futsal dengan lantai semen yang juga dilengkapi dua gawang. Fasilitas lain juga tersedia seperti toilet umum dan toilet ramah penyandang disabilitas. Ada juga ruang laktasi atau ruang bagi ibu menyusui, ruang baca, ruang diskusi, dan ruang serbaguna yang mampu memuat 50 hingga 60 orang. Pengeloal juga menyediakan fasilitas jaringan WiFi gratis bagi para pengunjung, Jumat (18/5/2018).
Ada juga ruang laktasi atau ruang bagi ibu menyusui, ruang baca, ruang diskusi, dan ruang serbaguna yang mampu memuat 50 hingga 60 orang.

Seluruh fasilitas tersebut dalam kondisi baik. Pengelola juga menyediakan fasilitas jaringan WiFi gratis bagi para pengunjung.

Salah seorang pengelola RPTRA Pintu Air, Odiet, mengatakan bahwa RPTRA tersebut dibangun pada 24 Mei 2016.

Adapun pembangunan RPTRA tersebut berawal dari tujuan Pemrov DKI Jakarta yang saat itu dipimpin Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk menyediakan tempat yang laik dan aman untuk bermain bagi anak-anak dan warga Jakarta.

RPTRA Pintu Air dibuka pukul 06.00 dan tutup pukul 22.00.

Tempat tinggal pemulung

Sebelum menjadi RPTRA, lokasi tersebut digunakan sebagai tempat tinggal bagi pemulung yang dipandang tidak baik bagi tumbuh kembang anak-anak.

"Kebanyakan kan sebelum ada RPTRA ini mereka main di jalan. Ini kan dulu tempat pemulung juga campur semua. Akhirnya Pemprov pilih lokasi ini daripada dipakai pemulung," ujar Odiet saat berbincang dengan Kompas.com di RPTRA Pintu Air, Jumat siang.

Odiet mengatakan, meski tidak terlalu luas, RPTRA ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap, khususnya bagi anak-anak.

Biasanya, anak-anak datang dan bermain sejak pagi hingga siang. Bahkan, setelah ada RPTRA tersebut, hingga sore anak-anak menghabiskan waktu di RPTRA.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com