Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Komunikasi Nasi Langgi" ala Sandiaga dan AHY

Kompas.com - 22/05/2018, 06:28 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno bertemu Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jumat (18/5/2018) lalu.

Pertemuan mereka bertujuan untuk menjajaki kemungkinan koalisi Gerindra dan Demokrat pada Pilpres 2019.  Sandiaga menyebut pertemuan itu sebagai "komunikasi nasi langgi".

"Pertemuan tersebut awalnya yang saya sebut sebagai komunikasi nasi langgi karena kami makan nasi langgi. Ini adalah koalisi yang kami akan coba bangun," ujar Sandiaga di Sunter, Jakarta Utara, Minggu (20/5/2018).

Menurut Sandiaga, Gerindra dan Demokrat sangat dimungkinkan berkoalisi pada Pilpres 2019.

Baca juga: Sandiaga Mengaku Bahas Kebutuhan dan Keluhan Warga Saat Bertemu dengan AHY

Meskipun begitu, Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengaku tak membahas soal calon presiden dan calon wakil presiden saat pertemuan penjajakan koalisi tersebut.

Capres dan cawapres baru akan ditentukan apabila koalisi sudah terbangun.

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno di Sunter, Jakarta Utara, Minggu (20/5/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno di Sunter, Jakarta Utara, Minggu (20/5/2018).

Bahas pertemuan Prabowo dan SBY

Sandiaga bercerita, dia dan AHY hanya membahas persoalan ekonomi hingga lapangan pekerjaan dalam pertemuan pada pekan lalu itu.

Sandiaga menyebut hal-hal yang dibahasnya bersama AHY akan menjadi "menu" pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Menu" tersebut bisa jadi menjadi gerbang masuk untuk menentukan capres dan cawapres yang akan diusung jika Gerindra dan Demokrat berkoalisi.

Sandiaga berharap Prabowo dan SBY bertemu setelah dirinya bertemu dengan AHY.

"Kami menyamakan frekuensi dan ini sebuah pertemuan awal yang mudah-mudahan nanti dilanjutkan dengan summit (pertemuan puncak) antara Pak Prabowo dan Pak SBY," kata dia.

Pertemuan Sandiaga dan AHY tersebut menjadi sinyal pertemuan ketua umum partai keduanya. Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memastikan SBY diagendakan bertemu Prabowo.

"Betul apa yang disampaikan oleh Bang Sandi, bahwa pertemuan Sandi dengan AHY akan ditindaklanjuti dengan pertemuan SBY dengan Prabowo," kata Ferdinand, Senin.

Jadwal pertemuan SBY dan Prabowo masih akan ditentukan. Sebab, keduanya memiliki agenda yang padat sebagai ketua umum partai.

"Untuk waktu sedang koordinasi, menyamakan antara Prabowo dengan SBY. Maklum keduanya ketum partai yang cukup sibuk dengan agenda-agenda yang padat. Tapi, secepatnya akan ada pertemuan. Nanti kami infokan ke media," ujar dia.

SBY sudah beberapa kali bertemu Prabowo. Sebelumnya, keduanya bertemu di kediaman SBY di Cikeas, Jawa Barat, pada 27 Juli 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com