Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung "Loop Line", Sandiaga Bilang Bisa Kurangi Kecelakaan di Persimpangan Kereta

Kompas.com - 22/05/2018, 14:58 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendukung rencana pemerintah pusat mengembangkan jalur kereta layang atau loop line. Menurut dia, loop line bisa mengurangi risiko kecelakaan.

"Loop line ini satu bisa mengurangi potensi kecelakaan kerena kita tahu setiap persimpangan kereta api ini selalu berpotensi adanya ketidakdisiplinan dari masyarakat, akhirnya banyak sekali kecelakaan yang ada di penyeberangan kereta ini," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (22/5/2018).

Sandiaga mengatakan loop line tidak hanya mengurangi potensi kecelakaan, melainkan juga headway kereta. Selain itu, kata Sandiaga, ini merupakan upaya mengembangkan transit oriented development (TOD) di Jakarta.

Baca juga: Ini Rute Loop Line yang Bakal Dibangun di Jakarta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan segera mengirim proposal kepada Kementerian Perhubungan terkait proyek loop line ini. Sandi mengatakan proyek ini bisa didorong dengan konsep Kemitraan Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

"Beberapa hari ke depan akan kami masukan proposal ini ke Kemenhub," kata Sandiaga.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, mengatakan saat ini pemerintah terus mendorong badan usaha agar menjadi pemrakarsa dalam proyek ini.

"Loop line kita dorong, diusahakan. Kita sedang bicara dengan Jaya DKI, untuk sebagai pemrakarsa. (Dalam waktu dekat) mereka ajukan proposal," kata Budi di Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Baca juga: Butuh Rp 10 Triliun Kembangkan Loop Line Jakarta

Ia mengatakan, tujuan utama dikembangkannya jalur kereta layang tersebut adalah mengatasi permasalahan lintasan sebidang yang ada. Hal ini sekaligus meminimalisasi kemacetan sekaligus kecelakaan yang terjadi.

"Loop line itu pada dasarnya meng-improve jalan lingkar Jakarta menjadi elevated supaya tidak ada lintasan sebidang. Oleh karena itu, kita akan kerja sama dengan DKI," tutur Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com