JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengatakan pihaknya akan melakukan lelang nama stasiun MRT di Jakarta.
Manajemen MRT akan membuka kesempatan bagi berbagai jenis perusahaan untuk menjadikan produk atau nama perusahaan mereka menjadi nama stasiun MRT.
"Nama di stasiun akan kami lelangkan, misalnya (stasiun) di Bundaran HI, kami akan beri kesempatan ke pemilik gedung atau yang punya branding untuk menawar. Jadi stasiun akan kami namakan sesuai pemenang (lelang)," ujar William di Kantor PT MRT Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).
William mengatakan, lelang tersebut dilakukan sebagai bagian langkah MRT untuk mendapatkan pemasukan selain dari penjualan tiket. Lelang juga bertujuan menambah anggaran untuk pemeliharaan stasiun.
Baca juga: Sandiaga Sebut Proyek MRT Sumbang 7.500 Lapangan Pekerjaan
"Itu opsi-opsi di mana kita bisa masuk ke bisnis. Setiap kita masuk ke situ itu kan bisa meng-cross subsidi buat ticketing, juga buat peningkatan kualitas pemeliharaan, operasi, kan harus ada biaya operasi dan pemeliharaan yang ditanggung perusahaan," ujar William.
Adapun pendapat MRT lainnya berasal dari penyewaan stasiun untuk tenant dan promosi perusahaan produk dari berbagai perusahan.
Hingga 30 April 2018, progres pengerjaan konstruksi MRT Jakarta mencapai 93,33 persen yaitu konstruksi layang dan konstruksi bawah tanah. MRT ditargetkan beroperasi pada Maret 2019.