Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penagihan Fasos Fasum ke Pengembang Akan Jadi Penilaian Wali Kota

Kompas.com - 30/05/2018, 16:43 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta menjadikan penagihan fasos fasum sebagai indikator penilaian kinerja (KPI) para Wali Kota.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, masih banyak fasos fasum yang merupakan kewajiban pengembang belum diserahkan ke DKI.

"Kami memberikan insentif, karena selain insentif, tentunya ada disinsentif. Kalau kita jelas bahwa memastikan untuk penagihan itu dimasukkan ke KPI-nya pak Wali Kota se-Jakarta itu ternyata mempercepat progres penagihan dan mempercepat progres pemetaannya," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (30/5/2018).

Baca juga: Pemprov DKI Kejar Pengembang yang Masih Utang Fasos Fasum

Menurut Sandiaga, dengan ditagihnya kewajiban pengembang oleh Wali Kota, para pengusaha akan lebih "sungkan" dan akhirnya membayar.

Ia mencontohkan dirinya sendiri ketika masih bergelut di dunia usaha.

"Saya dulu pengusaha, saya kalau bisa tarsok-tarsok (entar besok), ya saya tarsok. Tapi kalau didatangi Wali Kota begitu loh, ya pasti akan ada tindak lanjutnya," ujarnya. 

Baca juga: Lurah Ini Tiba-tiba Dipanggil Anies, Dipuji karena Selamatkan Aset DKI

Sandiaga menilai selama ini DKI kurang gigih menagih apa yang seharusnya jadi asetnya.

Ia meminta jajarannya memburu pihak-pihak yang masih berutang dan menghilang hingga ke grup usaha dan ahli warisnya.

Penagihan aset berupa fasos fasum ini menjadi catatan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam laporan keuangan DKI.

Baca juga: Cerita Lurah Kramatjati yang Dipuji Anies karena Selamatkan Aset DKI Rp 110 Miliar...

Selama empat tahun terakhir, DKI mendapat opini wajar dengan pengecualian (WDP) dari BPK.

Kini DKI dapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) namun diberi catatan oleh BPK soal penagihan fasos fasum yang belum optimal.

Dalam proses penyusunan laporan keuangan tahun anggaran 2017 terungkap ada Rp 13 triliun fasos fasum yang tidak diketahui keberadaannya atau belum diterima DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com