JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Ilfan Affandi (26), bekerja sebagai masinis memberikan pengalaman tersendiri, salah satunya ketika rangkaian kereta ditabrak kendaraan lain atau orang yang melintas.
"Namanya tempered, ditabrak, bukan menabrak. Kereta kan sudah ada jalurnya. Ini yang sering keliru bahwa kereta menabrak orang atau kendaraan," ucap Affandi yang merupakan masinis kereta api PT KAI DAOP 1 itu saat ditemui beberapa waktu lalu.
Affandi menceritakan saat pertama kali ia berurusan dengan korban tabrakan kereta. Ia selalu memikirkan orang tersebut.
"Pertama-tama kepikiranlah. Orang tersebut bagaimana kondisinya, apa yang dia pikirkan, tetapi lama-kelamaan ya mau bagaimana jalan terus, sesuai tugas," ucap Affandi.
Baca juga: Mengetahui Tugas Asisten Masinis yang Juga Penting dalam Menjalankan Kereta...
Ia lantas menceritakan standar operasional prosedur saat kereta menemui halangan seperti tabrakan tersebut.
Pertama, masinis harus menghentikan kereta untuk memeriksa kerusakan kereta dan melihat kondisi korban.
Pengecekan itu tidak memerlukan waktu lama karena masinis harus melanjutkan perjalanan.
Di stasiun berikutnya, masinis melaporkan kejadian yang dialaminya tersebut.
"Nantinya pihak stasiun akan membuatkan berita acara. Kereta melanjutkan perjalanan, korban tabrakan akan diurus petugas kepolisian," ucap Affandi.
Sementara itu, Geri Oktaviantoro Raharjo (27), salah satu asisten masinis PT KAI yang ditemui Kompas.com, mengaku cukup beruntung belum pernah mengalami peristiwa tabrakan selama ia bekerja.
Tempat angker
Selain harus berhadapan dengan risiko tabrakan saat bekerja, Affandi dan Geri menghadapi berbagai medan perjalanan.
Di antara medan yang mereka tempuh, ada saja yang membuat bulu kuduk mereka berdiri ketika melintasinya.
"Kami berdua kalau lewat Stasiun Kaliwedi. Kalau lewat situ maunya tutup mata saja," ucap Geri.
Baca juga: Cerita Masinis Jadi Bang Toyib dan Bahagia Lihat Antusiasme Warga Mudik Lebaran...