MUHAMMAD Irfan Bahri (MIB), pemuda berusia 20 tahun, berhasil mematahkan serangan kelompok pembegal di Jembatan Summarecon, Bekasi, Jawa Barat, pekan lalu. Padahal, Si Begal siap menerkam Irfan dan rekannya dengan celurit tajam!
Apa yang dilakukan Irfan kala itu sehingga serangan berbalik tertuju kepada Si Begal?
Kasus ini terkesan perampokan biasa seperti yang kerap terdengar di sejumlah media massa dan media sosial. Padahal ada yang berbeda dari kasus ini.
Pertama, kasus ini sempat membuat heboh karena awalnya polisi justru menetapkan korban begal, Irfan Bahri, sebagai tersangka pembunuh. Padahal, Irfan membunuh karena terdesak.
Kedua, kasus ini juga tidak biasa karena pembegal tewas di tangan korbannya. Biasanya, pembegal tewas karena dikeroyok massa yang main hakim sendiri.
Sehari tersangka, lalu direvisi
Saya mulai dari poin pertama. Saya mewawancarai khusus Kapolres Bekasi Komisaris Besar Polisi Indarto atas peristiwa ini.
Pertanyaan saya, mengapa korban begal Irfan Bahri sempat ditetapkan sebagai tersangka sebelum akhirnya direvisi sebagai saksi?
Kapolres menjelaskan, ada slip of tongue alias salah memberikan pernyataan oleh Kasatreskrim Polres Bekasi AKBP Jairus Saragih atas kasus ini.
Ia pun meminta maaf atas kekhilafan ini seraya mengatakan bahwa ia bertanggung jawab atas apa yang terjadi dengan jajarannya.
Menurut Indarto, awalnya kasus ini sumir. Pasalnya, baik korban dan pelaku sama-sama terluka. Setelah mendapat perawatan di rumah sakit berbeda, keduanya mengaku sebagai korban begal alias perampokan yang disertai dengan kekerasan.
Saat pembegal mengaku sebagai korban
Polisi sempat menduga ada dua kasus pembegalan. Namun, setelah dilakukan penyelidikan, ternyata hanya ada satu kasus. Pertanyaan berikutnya, siapa korban dan siapa pelaku?
Polisi kembali mengembangkan penyelidikan hingga sampailah pada kesimpulan: Irfan adalah korban. Ceritanya, Irfan dan rekannya sedang melakukan swafoto alias selfie di jembatan Summarecon, Bekasi, sekitar pukul 1 dini hari, Rabu (23/5) pekan lalu.
Keduanya kemudian didatangi oleh dua orang yang mengendarai 1 sepeda motor dan membawa celurit. Kedua orang yang baru datang ini kemudian meminta telepon seluler (ponsel) Irfan dan temannya.