Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Lia, Trayek Bus yang Dikemudikannya Tak Dihapus

Kompas.com - 06/06/2018, 19:01 WIB
Stanly Ravel,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Lia Yuliana, mengendarai bus Koantas Bima 509 jurusan Kampung Rambutan-Lebak Bulus menjadi kesehariannya dalam mencari rezeki.

Lia harus menjalani pekerjaan tersebut demi menghidupi anak dan keluarganya di Bogor. Ia merupakan orangtua tunggal.

"Saya single parent Bang, anak satu umur 18 tahun. Yah, penghasilan buat kita hidup berdua saja, sama saya juga punya kewajiban bantu keluarga yang sakit di Bogor," kata Lia kepada Kompas.com, Selasa (5/6/2018).

Lia bercerita, anaknya tidak mau lagi bersekolah karena takut akan merepotkannya. Kendati demikian, ia tetap banting tulang menjadi sopir bus yang harus berpacu dengan kerasnya kehidupan jalanan dan terminal.

"Kadang saya harus pontang-panting nyari uang untuk bantu paman juga yang sakit di Bogor," kata dia.

Baca juga: Cerita Lia, Sopir Bus Kota yang Pernah Ditinju Pengendara Motor di Jalan

Lia merasa berutang budi kepada pamannya itu. Sebab, dulu anaknya yang bernama Muhammad Tabrani besar di Bogor bersama sang paman.

Saat ini, paman Lia menderita sakit komplikasi dan harus cuci darah satu bulan sekali.

"Dari kecil saya sudah yatim piatu, jadi anak tinggal sama paman di Bogor. Saya kerja di Jakarta hanya kirim uang, tetapi biar bagaimana pun kan, tenaga lebih besar nilainya daripada uang kan bang," kata dia.

Lia Yuliana, sopir wanita bus jurusan Kampung Rambutan-Lebak Bulus. Foto diambil Rabu (6/6/2018).KOMPAS.com/ STANLY RAVEL Lia Yuliana, sopir wanita bus jurusan Kampung Rambutan-Lebak Bulus. Foto diambil Rabu (6/6/2018).

Karena itu, Lia berharap pemerintah bisa memberikan perhatian baginya, bukan dalam bentuk sumbangan, melainkan dengan tidak mematikan trayek bus yang ia jalani saat ini.

Ia khawatir karena beredar isu bahwa trayek reguler tiga perempatnya akan dihapus dan diganti dengan angkutan per kilo meter milik PT Transjakarta.

"Namanya saya orang kecil Bang, bisanya cuma bawa bus, harapanya ya mudah-mudahan trayek ini enggak dihapus dan diganti. Saya harus bagaimana kalau sampai enggak ada trayek lagi," ucapnya.

Baca juga: Sopir Bus Angkutan Lebaran di Solo Jalani Tes Kesehatan

Menariknya, menjadi satu-satunya sopir wanita di Terminal Kampung Rambutan tak membuat wanita berusia 32 tahun ini terpengaruh pergaulan yang kurang baik.

Justru, menurut Kepala Terminal Dalam Kota Kampung Rambutan Thofik Winanto, Lia termasuk sopir yang patuh.

"Kalau dia (Lia), orangnya patuh, nggak suka neko-neko lah. Kalau soal kehidupan terminal tinggal bagaimana kita pribadi membawa dirinya," ucap Thofik.

Lia juga menyampaikan pendapatnya soal Terminal Kampung Rambutan. Menurut dia, terminal kini makin tertib dan aman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com