Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Keluarga Mudik Jakarta-Madura Pakai Mobil "Pick Up"

Kompas.com - 10/06/2018, 17:24 WIB
Rima Wahyuningrum,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga Mala (36) warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, memilih menggunakan mobil bak terbuka atau pick up dalam perjalanan mudik Lebaran ke Madura, Jawa Timur.

Mereka berangkat pada Minggu (10/6/2018). Mahalnya tarif angkutan umum menjadi alasan utama mereka memilih menggunakan mobil pick up.

"Lebih ngirit. Ongkos cuma Rp 600 (ribu) buat bensin. Kalau bus bisa Rp 3 juta lebih untuk enam orang," kata Mala saat ditemu di Rest Area KM 19, Minggu.

Pantauan Kompas.com, mobil pick up yang ditumpangi keluarga Mala sudah dimodifikasi dengan beratap papan dan terpal.

Sekitar empat orang anggota keluarga duduk di bagian bak bersama sebagian barang bawaan mereka dan perbekalan.

Sementara di bagian atap dipenuhi barang bawaan yang ditutup terpal dan karung beras. Barang-barang tersebut diikat agar tidak terlepas.

Mila memperkirakan, perjalanan menuju kampung halamannya membutuhkan waktu dua hari satu malam. Mereka harus bertahan dengan kondisi seadanya.

"Panas cuma ditahan daripada ongkos mahal. Ke pom bensin kalau istirahat shalat, mau ke kamar kecil," katanya.

Kendaraan pick up tersebut dikemudikan dua orang anggota keluarga Mila. Mereka mengemudi secara bergantian selama perjalanan menuju Madura.

"Ya, berdua. Saya ganti-gantian sama adek," kata Nusi (35).

Sementara itu, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf mengaku baru kali pertama melihat keluarga yang mudik menggunakan mobil pick up.

"Intinya enggak boleh, di Undang-undang juga enggak boleh. Tapi ini safety penumpang, masih boleh. Dan satu keluarga mungkin rumahnya di kampung," kata Yusuf.

Saat menemui keluarga Mila, Yusuf dan bawahannya tidak langsung memberikan surat tilang.

Meski bak terbuka, mobil tersebut dilengkapi dengan pengamanan untuk penumpang seperti atap buatan.

"Himbauannya, kalau bisa dialihkan ke kendaraan lain, kalau capek silahkan ke yang lain. Kalau capek atau apa harus istirahat. Prinsipnya tidak boleh, tapi kalau tadi bak terbuka (tanpa atap) wajib turun," ujar Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com