Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunjung Taman Fatahillah Diminta Lapor Satpol PP jika Pengamen Maksa Minta Uang

Kompas.com - 20/06/2018, 15:58 WIB
Rima Wahyuningrum,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat Tamo Sijabat menghimbau pengunjung di kawasan Taman Fatahillah melapor kepada petugasnya, apabila diminta uang secara paksa oleh pengamen.

"Pengawasan kita juga kenyamanan pengunjung, dari pengamen, preman atau anak punk. Kalau ada pengamen yang maksa minta uang lapor saja ke kami," kata Tamo, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/6/2018).

Petugas Satpol PP tersebar di beberapa titik pintu kawasan Taman Fatahillah seperti di pintu masuk dekat Jalan Lada, Jalan Kali Besar Utara dan Jalan Kunir. Sementara ada pula petugas keamanan Kota Tua yang berada di pos dalam kawasan taman.

Baca juga: PKL Kota Tua Membeludak, Satpol PP Mengaku Hanya Bisa Menghalau

Tamo mengatakan, terdapat beberapa pengamen yang dipastikan tidak akan melakukan pemaksaan kepada pengunjung. Mereka adalah pengamen yang ada di bawah binaan Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua.

"Ada pengamen yang dibina UPK Kota Tua, ada komunitasnya. Mereka sudah diingatkan untuk bersikap. Mereka juga punya kode yang membedakan dengan pengamen lain," kata Tamo.

Pengamen berbagai usia dapat ditemukan di kawasan Taman Fatahillah. Mereka ada yang sendiri dan berkelompok, dengan peralatan mengamen berbeda-beda.

Dua pengamen yang mengaku binaan UPK Kota Tua, Aman dan Popay, mengaku selalu menjaga sikap bila mengamen di depan pengunjung.

Baca juga: Penataan Kota Tua, Dinas UKM Data PKL

Aman bemain set perkusi dan mengumpulkan uang sedangkan Popay bermain gitar dan bernyanyi.

Popay mengatakan, ia bersama beberapa teman pengamen binaan UPK Kota Tua memiliki tanda khusus dan mendapat arahan dalam mengamen di kawasan Taman Fatahillah.

"Tandanya, kita pakai topi hijau. Kalau kita bebas di ngamen di dalam taman. Tapi, ada aturannya. Kita harus sopan dan engak boleh maksa," kata Popay.

Kompas TV Setelah buron selama tiga pekan, AD akhirnya  ditangkap di daerah Palembang, Sumatera Selatan, oleh petugas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com