JAKARTA, KOMPAS.com - Tak banyak orang yang mengetahui bahwa limbah elektronik seperti rongsokan bekas telepon genggam dan komputer, dapat menghasilkan emas.
Shandra Setiawan, adalah salah satu "penambang" emas dari limbah elektronik tersebut. Shandra mengambil material bernilai itu dengan cara melebur komponen pada limbah elektronik.
Sudah 10 tahun dia menggeluti pekerjaan tersebut. Proses pengolahan dimulai dengan mengumpulkan limbah-limbah elektornik. Barang rongsok itu, kata Shandra, bisa diperoleh dari berbagai tempat.
"Kemarin saya baru ambil dari Cianjur. Sering juga nerima kiriman dari luar kota, kayak dari Jayapura juga ada, macem-macem jadinya," kata Shandra, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Suka dan Duka Shandra Mengolah Limbah Elektronik
Setelah memperoleh barang rongsok tersebut, Shandra memilah bagian-bagian yang bisa diolah menjadi emas. Integrated circuit (IC) merupakan bagian yang paling banyak kandungan emasnya.
"Di bagian lempengannya juga ada serat-serat emas juga. Cara tahu kadarnya dari warna kuningnya. Kalau kuning yang bagus yang enggak kelihatan kusam, masih cerah," kata Shandra.
Setelah dipilah, lempengan-lempengan IC itu akan dilebur menggunakan timah panas. Bila proses itu selesai dilakukan, aneka zat logam akan muncul dari lempengan tersebut.
Shandra mengatakan, zat-zat yang bisa muncul bukan hanya emas, melainkan juga perak, tembaga, dan kuningan. Proses berikutnya, dia akan memisahkan emas dari zat-zat lainnya.
"Setelah dicelupin ke timah panas, baru timbul emasnya, tapi masih kecampur sama perak dan logam lainnya. Setelah itu, dicampur pakai netrit, sekali bakar lagi sudah jadi emas," ujar Shandra.
Netrit sendiri merupakan sebuah zat kimia yang digunakan untuk memunculkan emas setelah dilebur. Bila proses itu selesai, maka emas telah siap dijual.
Baca juga: Shandra Mendulang Emas Murni dari Barang Bekas Ponsel dan Komputer
Shandra mengatakan, emas-emas itu akan dijual ke toko-toko emas di beberapa tempat atau kepada para pengepul. Ia mengklaim, emas yang diolah dari limbah elektronik mempunyai kadar yang lebih bagus.
"Ini kadarnya kan 99 persen, ya tergantung kita yang ngolahnya. Biasanya emas dari barang elektronik ini hasilnya emas murni, jadi lebih bagus dari toko," kata Shandra.
Shandra menuturkan, proses pengolahan limbah elektronik menjadi emas itu tak memakan waktu lama. Bila semua bahan siap, limbah dapat disulap menjadi emas dalam hitungan jam.
"Kalau limbahnya prosesor, semalaman bisa (selesai). Kalau IC bisa dua-tiga hari, gimana banyaknya. Lebih lama IC," kata Shandra.