Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Perempuan Diduga Jadi Korban Malapraktik Pengangkatan Indung Telur

Kompas.com - 10/07/2018, 17:47 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang perempuan berinisial S diduga menjadi korban malapraktik di Rumah Sakit Grha Kedoya, Jakarta Barat.

S didampingi kuasa hukumnya Hotman Paris Hutapea mendatangi manajemen Rumah Sakit Grha Kedoya pada Selasa (10/7/2018) untuk menanyakan penjelasan dari pihak rumah sakit.

Saat jumpa pers di hadapan awak media, S diwakili kuasa hukumnya mengakui bahwa dua indung telurnya telah diambil tanpa persetujuannya oleh dokter kandungan berinisial HS pada tahun 2015.

"Pertama kali datang ke rumah sakit tanggal 20 April 2015 sekitar jam 2 sore setelah olahraga muay thai karena ada sakit fisik atau gangguan di perut," ujar Hotman Paris Hutapea di Rumah Sakit Grha Kedoya, Selasa (10/7/2018).

Hotman menambahkan, S pertama kali mendatangi dokter internis. Lalu S menjalani tes ultrasonography (USG) dan tes laboratorium.

Baca juga: Ombudsman Jateng: Tertinggalnya Jarum di Alat Vital Berpotensi Malapraktik

"Dari hasil tes USG, katanya ada indikasi kista. Jadi dia direkomendasi ke dokter kandungan namanya HS," tambah Hotman.

Selanjutnya, Dokter HS memutuskan untuk menjalani operasi pengangkatan kista pada keesokan harinya, (21/4/2015).

"Dioperasi dalam keadaan bius total. Empat hari kemudian yaitu tanggal 24 April, dia check out. Pas check out, dokternya baru kasih tau kalau indung telurnya sudah diambil," tutur Hotman.

S menuturkan bahwa dokter HS mengatakan alasannya mengangkat indung telurnya hanya karena dilema terkait adanya kemungkinan bisa jadi kanker.

"Dokternya tuh ngomong, waktu saya lagi dioperasi, dia dilema ada kemungkinan itu bisa jadi kanker jadi dia ambil dua indung telur saya. Dokter juga mengatakan bahwa saya enggak bisa punya anak lagi dan enggak bisa muay thai lagi. Saya hanya bisa yoga karena muay thai itu fisiknya keras dan saya juga akan menopause," ujar S sambil menunduk lesu.

S mengaku sudah pernah melaporkan masalah ini tahun 2015 lalu. Namun, kasus tersebut tidak ada kemajuan.

Terkait masalah ini, Wakil Direktur RS Grha Kedoya Dr. Hiskia Satrio Cahyadi mengaku tidak bisa memberikan pernyataan secara terkait kasus yang menimpa S.

"Dalam hal ini yang menentukan adalah Majelis Kehormatan profesi terhadap tindakan dokter tersebut. Mari kita hormati itu. Kami tidak bisa memberikan statement secara teknis," kata Hiskia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Sayur Mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya Hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI Yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com