JAKARTA, KOMPAS.com - Meski dibangun untuk perhelatan olahraga Asian Games 1962 dengan berbagai arenanya, Gelora Bung Karno berkembang menjadi lokasi untuk banyak kepentingan publik mulai dari seni budaya, perdagangan, keagamaan, sosial, hingga urusan politik.
Dikutip dari buku Dari Gelora Bung Karno ke Gelora Bung Karno (2004), Julius Pour menulis pemain sepakbola legendaris Pele muncul di Stadion Utama pada 21 Juni 1972 untuk menunjukkan kebolehannya dalam laga persahabatan Santos melawan PSSI.
Ia kembali lagi pada 10 Desember 1973 untuk melatih siswa Yayasan Sekolah Sepakbola di Stadion Utama, namun akhirnya batal karena ia jatuh sakit saat di Jakarta.
Tak hanya Pele, bintang sepak bola kenamaan asal belanda Johan Cruyff mempersembahkan penampilan terakhirnya di Stadion Utama pada 25 Mei 1984 sebelum mengundurkan diri.
Baca juga: Pembangunan GBK yang Sempat Ditolak Gubernur Jakarta...
Pada 20 Oktober 1973, Mohammad Ali menang 12 ronde melawan Rudi Lubbers di Stadion Utama dalam pertarungan tinju kelas berat dunia.
Penyelenggara acara sempat mengundang pawang hujan dari Aceh, Banten, Jawa Timur, dan Maluku untuk mensukseskan acara ini.
Kelompok penerjun wanita dari Amerika Serikat antara lain Misty Blues dan Chutin’ Star juga pernah beratraksi di Stadion Utama pada 20 September 1990.
Pertunjukan adu banteng bahkan pernah digelar pada 27 April 1969 dengan menampilkan bintang matador José Cortez.
Ilusionis legendaris David Copperfield pernah menunjukkan kebolehannya ‘menipu’ penonton di Istora Senayan pada 17-20 September 1993. Pada Juni 1996, Copperfield kembali tampil menyihir di Istora.
Baca juga: Perubahan dan Asal Usul Nama Gelora Bung Karno
Konser musik
Di kancah musik, sejumlah musisi legendaris tercatat pernah menggelar konser di Gelora Bung Karno. Pada 4-5 Desember 1975, Deep Purple berhasil mengumpulkan puluhan ribu penonton di Stadion Utama. Grup band kulit hitam asal Inggris Osibisa juga tercatat pernah manggung pada 1978. NHK Symphony Orchestra yang dipimpin Yuzo Toyama juga pernah memukau Balai Sidang pada 2 September 1979.
Al Jarreau mengguncang penggemarnya di tahun 1978 lewat konser di Balai Sidang. Tiga pekan kemudian, tepatnya pada 23 Juni, penyanyi legendaris Gloria Estefan menggelar konser bersama grup Miami Sound Machine (MLM) di Balai Sidang.
Pada 5 September 1984, The New York Philharmonic Orchestra tampil dengan dramatis dan menggugah di Balai Sidang.
Sebanyak 110 pemain di bawah pimpinan Zubin Mehta, membuka acara dengan mengajak semua penonton untuk mengheningkan cipta bagi Wakil Presiden Adam Malik yang meninggal pagi harinya.
Baca juga: Riwayat Stadion Utama GBK dan Ambisi Soekarno
Tina Turner juga tercatat pernah menggelar konser pada 16-18 Februari 1988 di Istora. Vokalis Rolling Stones, Mick Jagger juga menggelar konser di Stadion Utama pada 30 Oktober 1988 dan diwarnai sejumlah kerusuhan.