Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudinhub Jakut Akui Sulit Tangani Kemacetan di Tanjung Priok

Kompas.com - 12/07/2018, 16:02 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara mengaku kesulitan mengatasi permasalahan kemacetan yang hampir rutin terjadi di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kepala Sudin Perhubungan Jakarta Utara Benhard Hutajulu menyatakan, pihaknya hanya bisa memberikan solusi sementara atas masalah tersebut.

"Kalau macet, saya kasih petugas. Jadi kalau kayak orang demam dikasih paracetamol tapi enggak dicari penyebab demamnya, jadi cuma pemulihan," kata Benhard kepada Kompas.com, Rabu (11/7/2018).

Menurut Benhard, sudah ada beberapa strategi yang diterapkan pihaknya. Salah satunya dengan menutup ramp (akses) menuju pintu tol Kebon Bawang yang berada di Jalan Yos Sudarso.

Baca juga: Pengusaha Logistis Sebut 2 Sebab Kemacetan Parah di Tanjung Priok

Pintu tol Kebon Bawang disebut menjadi penyebab kemacetan parah hingga pintu keluar area Pelabuhan yang jaraknya sebenarnya tak sampai dua kilometer.

"Ramp depan Wali Kota itu kan sering menimbulkan kemacetan juga, jadi kalau anggota saya merasa itu sudah macet maka ditutup (aksesnya)," kata Benhard.

Benhard menyebutkan, pihaknya juga pernah memasang buffer atau patok-patok untuk mengatur lalu lintas. Namun, hal itu dianggap tak membuahkan hasil maksimal.

Ia mengaku tak bisa melakukan rekayasa lalu lintas secara besar-besaran guna mengentaskan kemacetan. Sebab, tak ada jalur alternatif lain bagi truk-truk untuk melintas. Rekayasa besar-besaran dikhawatirkan dapat mengacaukan jadwal ekspor-impor barang di pelabuhan.

"Enggak bisa kami melarang karena itu levelnya sudah nasional. Kalau driver kita terkendala, wah, kredibilitas negara yang dipertaruhkan. Beda kalau kita punya jalur alternatif macam-macam," kata dia.

Benhard menambahkan, permasalahan kemacetan di Tanjung Priok merupakan masalah nasional. Karena itu, pemerintah pusat lewat Kementerian Perhubungan, BPTJ, dan instansi lain mesti ikut terlibat.

Kemacetan di kawasan Tanjung Priok dikeluhkan sejumlah pengusaha angkutan logistik. Para pengusaha merasa dirugikan karena banyak waktu, tenaga dan uang terbuang dampak dari kemacetan sudah parah di kawasan itu.

Baca juga: Pengusaha Logistik Keluhkan Kemacetan di Tanjung Priok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Depok, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di DKI Jakarta, 29 Maret 2024

Megapolitan
Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Minta Usut Tuntas Kasus Kematian Akseyna, BEM UI Akan Bersurat ke Rektor UI dan Polres Depok

Megapolitan
Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com