JAKARTA, KOMPAS.com - Budi tak menyangka siang itu tempat tinggal serta hartanya akan habis dilalap si jago merah. Budi yang saat itu tengah bersantai di rumahnya, mendengar suara teriakan warga meminta tolong karena rumahnya terbakar.
Ia mengira, bahwa lokasi kebakaran bukan berasal dari sekitar rumahnya. Namun saat keluar rumah, api sudah menjalar menghampiri rumahnya.
"Saya lihat sekitar 2 rumah dari sini, itu apinya sudah tinggi. Saya lari ke dalam rumah, mau nyelamatin apa sudah bingung," ujar Budi kepada Kompas.com, Senin (16/7/2018).
Niatan Budi untuk menyelamatkan surat-surat dan berkas-berkas penting yang ia letakkan di dalam tas tak bisa terwujud. Saat itu, Budi seolah diberi pilihan antara harus menyelamatkan antara surat penting dan istrinya.
Saat kebakaran, istri Budi memang tengah terbaring lemah diatas tempat tidur karena penyakit yang dideritanya. Sudah hampir setahun terakhir istrinya mengidap penyakit stroke.
Selama dirawat di rumah, hampir sekujur tubuh istri Budi terpasang alat dan oksigen.
Baca juga: Cerita Korban Kebakaran Menteng, Tak Sempat Selamatkan Perhiasan Warisan hingga Tak Bisa Sekolah
Alhasil, Budi saat itu harus melepaskan seluruh alat dan menggotong istrinya menggunakan tempat tidur sekaligus.
"Istri itu kan sudah engga bisa berdiri, saya bilang "Bu maaf ya saya lepaskan alatnya". Untungnya ada tetangga yang datang bantu kami keluarkan angkat sekaligus dengan kasur," kisahnya.
Setelah mengeluarkan istrinya, Budi berniat untuk mengambil alat-alat yang dipakai istrinya saat sakit, namun dihalangi oleh petugas pemadam kebakaran karena rumah sudah dalam kondisi tidak memungkinkan.
Surat-surat terbakar, perawatan istri ditolak RS
Lelaki yang menjabat sebagai ketua RT di RT 04 RW 10 ini kemudian membawa istrinya menuju Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Salemba, Jakarta Pusat. Namun menurut Budi, istrinya ditolak oleh pihak RS.
Pihak RS mengatakan harus ada berkas seperti KTP dan Kartu Keluarga (KK) untuk bisa dirawat.
"Sedangkan semua berkas dan surat saya hangus. Untungnya saya ingat ada KTP istri di dompet di saku saya, tapi tetap engga bisa karena harus ada KK," ungkapnya sambil berlinang air mata.
Budi tak putus asa, Ia kemudian meminta bantuan Lurah Menteng dan pejabat kecamatan untuk bisa membantu. Tak lama setelah itu, Ia mendengar kabar baik bahwa sang Istri bisa dibawa dan dirawat di RS Tarakan.
"Alhamdullillah saya dibantuin Lurah dan orang-orang kecamatan, sekarang istri dirawat di RS Tarakan," tutur Budi.
Baca juga: Kebakaran di Sunter Agung Diduga karena Ledakan Tabung Gas dari Kompor yang Ditinggal ke Pasar