Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa yang Namanya Hilang di PPDB Online Tangsel Kini Mendapat Sekolah

Kompas.com - 17/07/2018, 16:17 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua murid yang nama anaknya sempat hilang dari daftar pengumuman PPDB online Tangerang Selatan kini dapat bernapas lega.

Sebab, setelah menunggu dan menuntut haknya, nama anak-anak mereka kembali dimasukkan dalam daftar yang lolos PPDB online

Salah satu orangtua siswa, Lenny, mengatakan bahwa nama anaknya yang sempat hilang dari daftar PPDB online, sudah tertera di daftar nama yang ditempelkan Dinas Pendidikan Tangsel pada pukul 17.00 WIB.

"Alhamdullillah ada kabar baik, anak saya keterima mbak. Itu pengumuman di tempel jam lima sore di Kantor Dinas Pendidikan," ujar Lenny kepada Kompas.com, Selasa (17/7/2019).

Baca juga: Kisruh PPDB Online Tangsel, Nama Siswa dengan Nilai USBN Tinggi Mendadak Hilang

Sebelum pengumuman tersebut ditempel, Lenny dan para orangtua murid menggelar demo di depan Kantor Disdik karena sebelumnya Disdik menjanjikan jalan keluar atas masalah PPDB online yang dialami anak mereka.

"Itu demo kan sekitar jam 3-an. Orangtua sudah kesal karena janjinya jam 2 kan. Dan orangtua murid semua masih menunggu di sana," kata dia.

Kini, anak Lenny dinyatakan diterima di SMP 5 Tangsel. Selain Lenny, anak dari Saptono Tarigan yang saat itu namanya juga hilang dari PPDB online kini sudah mendapatkan sekolah.

Anak Saptono kini terdaftar di SMP 8 Tangsel. Mulanya, nama anak Saptono hilang padahal sebelumnya terdaftar di SMP 11 Tangsel.

Kemudian, ia bolak-balik mengurus masalah ini ke Disdik. Setelah itu, Saptono diberi tahu pihak Disdik bahwa anaknya diterima di SMP 1 Serpong.

Baca juga: Ini Sistem Penilaian untuk Pendaftar PPDB Online SMP Jalur Zonasi Kota Bekasi

Namun, menurut Saptono, SMP 1 Serpong jauh dari rumahnya. Ia pun meminta anaknya dipindahkan lagi.

"Pertama, anak saya dimasukkan ke SMP 1 Serpong, tetapi saya enggak mau, kejauhan, terus malamnya saya ditelepon oleh Disdik dimasukkan anak ke SMP 8 Tangsel," ujar dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, PPDB online untuk jenjang SMP di Tangsel sempat kisruh. Sejumlah siswa dengan nilai USBN tinggi mendadak digeser siswa dengan nilai USBN lebih rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com