JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah kehebohan Kali Item, Kemayoran, Jakarta Pusat, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Pembangunan itu dianggap sebagai solusi jangka panjang untuk mencegah pencemaraan Kali Item dan sungai-sungai lainnya di Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan, tahun ini akan dibangun 10 IPAL komunal di Jakarta.
Setiap IPAL yang dibangun bisa menampung limbah dari 150 kepala keluarga (KK). Proyek IPAL komunal saat ini memasuki tahap lelang.
Selain itu, pemerintah juga akan membangun 44 IPAL sanitasi berbasis masyarakat (sanimas) dengan kapasitas untuk limbah 50-100 KK. Namun, Anies ingin jumlah IPAL yang dibangun diperbanyak.
Baca juga: Sandiaga: Yang Dibaperin Orang Kali Item, Trotoar, JPO, Seharusnya Food Juga...
"Pembangunan IPAL komunal itu dilakukan 10 tiap tahun. IPAL sanimas (dibangun) di 44 lokasi," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (24/7/2018).
Di samping pembangunan infrastruktur, Anies menyebut Pemprov DKI juga akan membuat rekomendasi teknis untuk izin IPAL yang akan dibangun industri.
Baca juga: Anies: Jika yang Kelola Jakarta Dulu Memperhatikan, Kita Enggak Punya Warisan Kali Item
Pemprov DKI juga akan merancang peraturan daerah (perda) terkait pengendalian pencemaran limbah.
"Industri yang melanggar, sanksinya ada di perda, dan kita akan terapkan sanksi itu," kata Anies.
Pembersihan terus berjalan
Anies menyebut pembersihan Kali Item terus berjalan meskipun pemerintah telah memasang kain waring yang menutupi kali itu. Kain waring dipasang untuk mengurangi bau tak sedap dari Kali Item menjelang Asian Games 2018.
"Kenyataannya masih hitam, kotor, dan Agustus akan ada Asian Games. Jadi, yang kami lakukan, lakukan dulu penutupan (menggunakan kain waring), sambil pembersihannya tetep dilakukan," ucap Anies.
Baca juga: Komentar Sandiaga soal Kali Item yang Disorot Media Asing
Aerator akan menambah oksigen ke dalam kali sehingga biota di dalam kali tidak menimbulkan bau. Sementara nano bubble berfungsi untuk menjernihkan air.
"Dengan adanya aerator maupun nano bubble dipasang, tadi hasil hitungan dari Dinas Lingkungan Hidup, perubahannya cukup bagus. Tingkat baunya jauh berkurang, debit air yang di situ juga ada penjernihan di dalamnya," kata Teguh saat ditemui terpisah.
Baca juga: Melihat Nano Bubble dan Aerator yang Dipasang Demi Kurangi Bau Kali Item
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.