Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Duga Pelemparan Bom Molotov di Rumah Mardani Ali Sera Terencana

Kompas.com - 30/07/2018, 15:24 WIB
Sherly Puspita,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto menduga pelemparan bom molotov di rumah Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP)Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera pada Kamis (19/7/2018) dilakukan terencana.

"Pasti terencana (pelemparan bom molotov). Dugaannya terencana, enggak mungkin spontan," ujar Indarto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018).

Ia mengatakan, menurut keterangan para saksi, pelaku pelemparan molotov menyambangi rumah Mardani bukan melalui jalan utama perumahan.

Baca juga: Polisi Periksa Mardani soal Kasus Pelemparan Bom Molotov di Rumahnya

Namun, melalui jalan kecil bersemak.

"Hipotesa saya pasti dia sudah ngecek dulu, dia lewat jalan itu, kan, berarti dia sudah tahu bahwa ada jalan tembus di situ," kata dia.

Hingga saat ini pihaknya masih mengumpulkan petunjuk untuk menangkap dan mengetahui motif pelaku.

Baca juga: Keluarga Mardani Ali Sera Sempat Cemas Pasca-pelemparan Bom Molotov

Kronologi pelemparan bom molotov di rumah pribadi Mardani yang terletak di Jalan KH Ahmad Madani, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, dibagikan melalui akun Twitter pribadinya, @MardaniAliSera.

Menurut Mardani, satpam di sekitar rumahnya melihat dua motor mondar-mandir tanpa pelat nomor sebelum pelemparan terjadi.

Mardani mengatakan, Kamis dini hari, keluarganya mendengar suara cukup keras seperti benda jatuh.

Baca juga: CCTV di Sekitar Rumah Mardani Ali Sera Tak Merekam Pelemparan Bom Molotov

Anak-anak Mardani sempat berpikir itu adalah suara buah mangga yang jatuh di atas atap garasi mobil. 

Keluarga Mardani baru sadar ada bom molotov dilempar ke halaman rumahnya dari informasi petugas kebersihan rumah.

Menurut dia, dua botol bom molotov ditemukan di halaman rumahnya. Satu botol pecah berantakan berbau bensin, satu botol lainnya tidak pecah karena tersangkut di tanaman dan jatuh ke tanah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com