KOMPAS.com - Kali Sentiong alias Kali Item tengah menjadi sorotan. Kisahnya terus diikuti, seiring upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjelang Asian Games 2018.
Ya, Kali Item melintasi Wisma Atlet Kemayoran yang akan ditempati para atlet.
Kondisi Kali Sentiong yang berwarna hitam dan mengeluarkan bau dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan. Sejumlah upaya dilakukan, salah satunya menutupinya dengan waring.
Pemerintah juga akan melakukan rekayasa dengan mengalirkan air ke Kali Sunter agar debit air dan bau yang ditimbulkan bisa berkurang.
Upaya lainnya dilakukan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) DKI Jakarta Peduli Sampah yang menyemprotkan 2.500 liter cairan mikroba ke Kali Sentiong.
Melihat kondisi Kali Sentiong alias Kali Item saat ini, bagaimana keadaan dan ceritanya di masa lalu?
Kali Sentiong masa lalu, "berjalan" di atas kali...
Harian Kompas, 10 Oktober 1982, memberitakan, pada masa itu, Kali Sentiong ditumbuhi enceng gondok yang menyebabkan sampah-sampah tersangkut dan menumpuk.
Pada tahun 1980-an, suasana Kali Sentiong memprihatinkan karena banyaknya sampah yang memenuhi sungai. Sementara, di kanan kiri kali berderet kakus umum yang digunakan warga untuk membuang hajat.
Selain itu, masyarakat juga mengambil air melalui pompa sumur yang ditanam di sekitar Kali Sentiong.
Warga yang tinggal di sepanjang Kali Sentiong juga tidak mendapatkan fasilitas air bersih.
Bak-bak sampah untuk menampung sisa kotoran tidak tersedia sehingga banyak yang membuang sampah ke Kali Item.
Akibatnya, hampir setiap hari produksi sampah di Tanah Tinggi sekitar 108,5 meter kubik sebagian dibuang ke kali tersebut.
Keadaan aliran Kali Sentiong yang berada di wilayah Kemayoran sudah parah. Tercatat, pada 1982, aliran kali semakin lambat karena keadaan air yang pekat berbaur dengan sampah dan menghasilkan aroma busuk.
Ketika sampah-sampah tersebut tidak diangkut oleh Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta, warga bisa berjalan di permukaan sungai.