Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Membersihkan Kali Item untuk Asian Para Games

Kompas.com - 31/07/2018, 07:27 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Permasalahan kotor dan baunya Kali Sentiong atau Kali Item yang melintasi Wisma Atlet Kemayoran rupanya juga menjadi momok bagi pelaksanaan Asian Para Games 2018.

Senin (30/7/2018) kemarin, Wakil Ketua Umum INAPGOC (Panitia pelaksana Asian Para Games) Sylviana Murni melakukan kunjungan ke Waduk Danau Sunter Selatan yang terletak dekat dengan Kali Item.

Dalam kunjungannya itu, Sylviana menyebut pihaknya akan berupaya menghilangkan bau dari Kali Item sebelum Asian Para Games dimulai pada 6 Oktober 2018 mendatang.

"Terkait dengan Para Games nanti pada 6 Oktober sampai 13 Oktober, kami konsentrasinya agar pada saat itu tidak bau," kata Sylviana.

Baca juga: Pemasangan Kain Waring di Kali Item Diperpanjang

Sylviana menuturkan, Lions Clubs Indonesia, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sosial, juga akan ikut berpartisipasi dalam upaya membersihkan Kali Item.

Sylviana yang juga menjabat sebagai District Governor Lions Clubs Indonesia mengatakan, pihaknya akan menggunakan teknik flocculant dan coagulant, serta mengerahkan mikroogranisme untuk membersihkan Kali Item.

Anggota Tim Ahli Lions Clubs Indonesia Zaenal Goefron menyebut, penebaran mikroorganisme itu dilakukan bersamaan dengan penambahan alat nano bubble yang disediakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"Dari nano bubble ini nanti kita juga akan kasih mikroorganisme yang probiotik. Jadi mikroorganisme ini saya pijah dari sungai ini langsung, jadi bukan dari mikroorganisme lain," kata Zaenal.

Baca juga: Pemprov DKI Beberkan Penyebab Utama Pencemaran Kali Item

Zaenal menyebut, mikroorganisme itu akan dilatih untuk memakan endapan lumpur di Kali Item yang diduga jadi penyebab bau tidak sedap.

Keberadaan mikroorganisme diharapkan dapat mempercepat pembersihan Kali Item yang sudah dioksidasi menggunakan alat nano bubble.

"Sesuai pengalaman, ketika nano bubble-nya cukup bisa 3-4 bulan (untuk benar-benar bersih). Tetapi kalau misalkan diperbesar lagi semakin ganas mikroorganisme untuk makan lumpur yang ada di sini," kata Zaenal.

Zaenal menyebut, ada banyak mikroorganisme yang akan disebar di Kali Item. Setiap satu liter mikroorganisme, kata Zaenal, dapat mencakup 50 meter kubik air.

Baca juga: Dinas LH DKI: Kadar Oksigen Kali Item Meningkat Berkat Nano Bubble

Adapun teknik-teknik itu baru dapat dilakukan pada September mendatang. Pelaksanaannya akan memakan dana paling banyak Rp 200 juta yang diambil dari anggaran Asian Para Games.

Sylviana berharap, teknik tersebut sukses membersihkan Kali Item dan dapat diterapkan di tempat lain.

"Kami kan crash program yang jangka waktu 30 harian yang dimulai sebelum Asian Para Games sampai nanti selesai. Kalau bagus, kami akan tindak lanjuti ke Waduk Pluit," kata dia.

Asian Para Games akan digelar Oktober mendatang selepas Asian Games. Sedikitnya, 4.000 atlet dari 43 negara akan menginap di Wisma Atlet Kemayoran selama perheletan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com