Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Tempe di Sekitar Kali Item Mengaku Belum Dapat Sosialisasi

Kompas.com - 31/07/2018, 08:29 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Pengusaha tempe di Kelurahan Sunter Jaya, Jakarta Utara, mengaku belum mendapat sosialisasi dari Pemerintah terkait operasional pabrik rumahan mereka jelang penyelenggaraan Asian Games 2018.

"Belum, belum tahu apakah akan dihentikan beroperasi atau bagaimana belum tahu," kata Ahmad Rozikin, salah seorang pembuat tempe yang ditemui Kompas.com, Senin (30/7/2018).

Rozikin menambahkan, Pemprov DKI Jakarta juga belum memberikan solusi apabila operasional pabrik mesti dihentikan. Begitu pula dengan sosialisasi terkait pengolahan limbah.

"Sementara ini belum ada, biasanya dari Sudin atau dari Wali Kota itu setiap tahun ada. Istilahnya penyuluhan tentang kebersihan, makanan sehat, itu ada, terakhir itu sebelum puasa, sekitar bulan Mei," kata Rozikin.

Baca juga: Pemprov DKI Lakukan Pendekatan Ke Pengusaha Tempe sekitar Kali Item

Cerita serupa juga dikemukakan oleh Pardiman, pengrajin tempe lainnya. Ia mengatakan, belum ada sosialisasi terkait Asian Games kepada pengrajin di sekitar Kali Item.

"Enggak ada, enggak ada yang tanya-tanya ke sini. Dinas Perindustrian juga belum kasih info apa-apa," katanya.

Ia menyebut, Pemprov DKI juga belum memberikan arahan tentang pembuangan limbah dari pabrik-pabrik tempe di sana. Akibatnya, para pembuat tempe langsung membuang air limbah ke saluran air.

"Belum ada arahan apa-apa dari Pemerintah. Ya di sini ada kali akhirnya saya buang ke kali (limbahnya)," kata Pardiman.

Baca juga: Pengusaha Tempe Sekitar Kali Item Akan Dibina untuk Hasilkan Limbah Ramah Lingkungan

Namun, Pardiman dan Rozikin menegaskan bahwa limbah yang dibuang ke saluran air berupa air bekas rendaman, cucian, dan rebusan tempe. Adapun sisa kulit kedelai disimpan untuk dijual menjadi pakan ternak.

Pardiman dan Rozikin berharap agar pabrik-pabriknya dapat tetap berproduksi pada gelaran Asian Games 2018. Mereka meminta Pemprov DKI memberikan solusi bila mereka harus menyetop produksinya.

'Yang penting kasih jalan keluarnya saja, kalau bisa nanggung kami. Kalau saolusinya ya belum ada, harusnya Pemerintah yang carikan solusi itu," kata Pardiman.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta pabrik tahu dan tempe di sekitar Kali Item menghentikan produksinya.

Baca juga: Gubernur Anies Izinkan Pabrik Tahu Tempe Tetap Beroperasi

Sebab, air limbah yang dibuang oleh pabrik-pabrik tersebut dinilai menjadi penyebab pencemaran di Kali Item yang melintas di dekat Wisma Atlet Kemayoran.

Sebaliknya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengizinkan pengrajin tempe di sekitar Kali Item tetap berproduksi. Syaratnya, limbah pabrik rumahan di sana tidak dibuang ke Kali Item.

"Yang penting itu bukan produksi atau tidak, yang penting limbahnya dibuang sungai atau tidak. Jadi, jangan kita menghentikan juga kegiatan perekonomian karena ini adalah dapur mereka," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com