JAKARTA, KOMPAS.com - Lalu lintas di sepanjang Jalan Arteri S Parman, Grogol, Jakarta Barat, dinilai lebih padat Rabu (1/8/2018) ini.
Petugas kopaja bernama Ubay menilai, kepadatan ini diakibatkan karena penutupan Gerbang Tol (GT) Slipi 1 yang terletak di kawasan tersebut.
GT Slipi 1 ditutup mulai pukul 12.00 hingga 21.00, karena simulasi penutupan gerbang tol jelang Asian Games 2018.
"Hari biasa saja sudah padat. Ini ditambah gerbang tolnya ditutup. Kan kendaraan jadi enggak bisa kebagi. Semua lewat jalan arteri," ujar Ubay, ketika ditemui, Rabu.
Baca juga: Gerbang Tol Slipi 1 Ditutup, Arus Lalu Lintas Arah Grogol Lancar
Menurut pria yang telah lebih dari 5 tahun bekerja di kawasan tersebut, kepadatan lalu lintas ini berimbas pada waktu tempuh kopaja menjalankan trayeknya.
Menurut dia, di hari biasa, kopaja jurusan Blok M-Kalideres hanya menempuh waktu sekitar 1,5 jam untuk sampai kembali ke pintu masuk Jalan S Parman.
"Tapi, hari ini bisa 3 jam baru sampai sini (pintu masuk S Parman) lagi," ujar dia.
Hal yang sama disampaikan petugas kopaja lain bernama Hermanto. Ia mengatakan, kepadatan lalu lintas tersebut membuat jumlah perputaran kopaja menjadi lebih sedikit dari hari biasanya.
"Biasanya sehari itu jam segini (pukul 18.54) sudah 12 rit (jumlah perputaran kopaja). Tapi, ini baru sekitar 7 kali putar saja," kata dia.
Pantauan Kompas.com di lokasi, terjadi penumpukan kendaraan sekitar pukul 19.00 WIB atau pada jam-jam pulang kantor di sekitar Gerbang Tol Slipi 1.
Baca juga: Gerbang Tol Ditutup Sementara Saat Rombongan Atlet Asian Games Melintas
Hal ini berbeda dengan pantauan Kompas.com pada pukul 13.00. Pada saat itu, lalu lintas di sekitar gerbang tol cenderung ramai.
Kondisi ini berbeda dengan kondisi ketika gerbang tol dibuka. Di kawasan tersebut, biasanya terjadi antrean kendaraan yang akan memasuki gerbang tol, yang menyebabkan lalu lintas padat.
"Tapi, ini kan baru hari pertama ya, mungkin masih pada kaget tol ditutup. Kalau besok sudah diterapin dan masyarakat sudah tahu, mungkin pada cari jalan alternatif," kata Hermanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.