Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Selter Kampung Kunir yang Segera Rampung

Kompas.com - 14/08/2018, 17:59 WIB
Rima Wahyuningrum,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Selter Kampung Kunir RT 004 RW 006, Jakarta Barat, telah berdiri di lahan baru bekas parkir mobil kebersihan sejak Juni 2018.

Sebanyak 33 kamar hunian telah selesai dan warga telah menetapkan jatah masing-masing untuk menghuni unit di selter tersebut.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi Selasa (14/8/2018), material bangunan terbuat dari papan yang diperkokoh dengan besi pancang dan rangka baja ringan.

Bangunan terdiri atas dua jenis berhadap-hadapan. Satu sisi satu lantai dan sisi lainnya dua lantai dengan cat serupa putih-cokelat.

Baca juga: 33 KK Warga Kampung Kunir Sudah Dapat Jatah Unit Hunian di Selter

Pada bagian dalam hunian, belum semua unit dipasangkan pintu dan jendela nako. Dinding pembatas yang terbuat dari papan pun masih terlihat besi ringan sebagai rangkanya.

Atap sudah terpasang rapi. Namun, belum ada tangga penyambung pada bangunan dua lantai.

Kamar mandi berjumlah 10 buah terletak sekitar 5 meter dari hunian yang telah siap digunakan. Fasilitas di kamar mandi yakni kloset jongkok dan keran air di dalamnya.

Sementara, dapur umum masih dalam proses pembuatan. Dapur masih terbentuk ruang seluas 5x3 meter yang terbuat dari seng dan beratap.

Selter Kampung Kunir, Jakarta Barat sudsh selesai dibangun dan memasuki tahap penyelesaian pada Selasa (14/8/2018). RIMA WAHYUNINGRUM Selter Kampung Kunir, Jakarta Barat sudsh selesai dibangun dan memasuki tahap penyelesaian pada Selasa (14/8/2018).

"Ada dapur umum. Warga enggak boleh masak-masak di dalam. Karena khawatir ada apa - apa, api menjulur. Kan bahaya," kata Ketua RT 004 Samiran, kepada Kompas.com, Selasa.

Namun, meski bangunan belum rampung, warga mendapati beberapa kelemahan dari selter tersebut. Di antaranya seperti air hujan yang memasuki area kamar hunian dan air yang asin.

"Untung kemarin hujan. Jadi, tahu duluan kalau sampai tampias ke dalam (kamar). Emang enggak gede, kalau sampai hujan angin, enggak tahu gimana basahnya," kata Wilastri (42), warga Kampung Kunir yang masih bertahan di lahan lama.

Selain itu, ia juga sempat mencoba air yang ada di selter. Menurut dia, rasa air di sana asin dan tidak bisa digunakan.

Baca juga: Pul Truk Sampah di Kampung Kunir Akan Dipindahkan karena Pembangunan Selter

"Airnya asin. Enggak bagus buat muka kan kalau kita pakai wudu. Kayaknya ngebornya terlalu dalam sampai kena air laut," kata Wilastri.

Kekurangan lain yakni mengenai besi rangka sekat ruang yang dinilai membahayakan anak-anak. Sebab, tak ada papan atau bahan untuk menutupi besi.

Terkait keluhan tersebut, Samiran mengatakan, telah menyampaikan kepada pengurus proyek. Sebab, ia ingin warganya bisa nyaman menggunakan bangunan selter.

Meski begitu, ia belum bisa memastikan kapan warganya bisa segera menempati selter mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com