JAKARTA, KOMPAS.com - Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Jakarta Barat, disebut telah beralih ke pinggiran wilayah, khususnya ke daerah permukiman dan tempat ibadah.
Hal ini karena para PMKS mengetahui jika mereka beroperasi di jalan, akan ada petugas yang menangkap mereka.
"PMKS ini pada lari ke pinggiran, khususnya ke permukiman rumah-rumah penduduk, ke tempat-tempat yang jauh dari jangkauan kita," kata Koordinator Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Jakarta Barat, Amir, di kantor Wali Kota Jakarta Barat, Rabu (15/8/2018).
Baca juga: Daerah Penyangga Diminta Cegah PMKS agar Tak Masuk ke Jakarta
Untuk mengatasi hal ini, pihaknya telah menempatkan 80 petugas P3S dan tim reaksi cepat (TRC) di titik rawan keberadaan PMKS yang tersebar di Jakarta Barat.
"Akan ada monitoring ke titik-titik tertentu, ke pasar, tempat ibadah yang sering jadi tempat mangkalnya," kata Amir.
Amir mengatakan, dalam satu bulan, di Jakarta Barat, pihaknya bisa menjangkau 80 orang PMKS. Para PMKS yang terjangkau biasanya memiliki masalah psikotik atau gangguan jiwa.
Baca juga: Petugas Dinsos DKI Jaga 284 Titik Rawan PMKS Selama Asian Games
Adapun dua titik rawan datangnya PMKS ke Jakarta Barat ada di wilayah perbatasan dengan Tangerang yaitu Joglo dan Kalideres.
"Karena, dari perbatasan banyak terutama psikotik dan PMKS. Tiba-tiba sudah dekil dan kumal, enggak tahu dari mana," kata Amir.