Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Kopi Lombok Tetap Berproduksi di Rumahnya yang Rusak Diguncang Gempa

Kompas.com - 23/08/2018, 04:00 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.com - Nurul Inayati, pengusaha kopi Lombok tetap memenuhi pesanannya meski rumahnya rusak diguncang gempa.

Kompas.com mendapatkan kesempatan berbincang dengan Nurul di kediamannya yang ada di Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat, Senin (20/8/2018).

"Setelah gempa 5 Agustus kemarin saya tetap melayani pembelian, tapi hanya untuk wilayah Jawa saja," ujar Nurul.

Itu pun untuk pembelian secara online. Orangtua tunggal beranak satu ini menghentikan pembelian secara offline karena pelanggannya yang biasa membeli kopi langsung darinya berada di Lombok. Kebanyakan dari mereka juga berhenti berjualan dan menutup toko akibat gempa.

Kompas.com mendatangi rumah Nurul bersama tim Shopee Indonesia. Nurul merupakan salah satu seller Shopee yang mendapatkan bantuan dari Kampus Shopee, komunitas seller situs e-commerce Shopee yang ada di seluruh Indonesia.

Baca juga: Kisah Pengusaha Kopi Evakuasi Korban Gempa Lombok Sebelum Pemerintah Datang

Kondisi rumah Nurul sudah hancur di salah satu bagian dindingnya. Beberapa bagian dinding sisi lainnya tampak bolong-bolong. Atapnya juga sudah lepas. Namun, Nurul sudah menambal atapnya dengan atap seng agar dia tidak kehujanan.

Empat mesin penggiling kopi milik Nurul sudah hancur tertimpa reruntuhan saat gempa. Akhirnya, untuk sementara dia menyangrai kopi secara manual dengan tangan. Dia mengandalkan stok terakhirnya untuk memenuhi pesanan dari Shopee.

Baca juga: Pengusaha Kopi Lombok Mengembangkan Sayap lewat Penjualan Online

"Usaha harus tetap jalan. Untuk sekarang saya gencar di online saja dulu. Untungnya masih ada stok kopi yang bisa saya selamatkan," kata dia.

Dalam waktu dekat, Nurul juga akan melakukan pengiriman ke luar negeri. Dia menunjukkan kopi luwak arabika yang baru saja disangrai di reruntuhan rumahnya itu.

"Sekarang sudah 8 negara yang menjadi pelanggan tetap saya tiap bulan, beberapa seperti Jerman, Cina, Malaysia, Singapura, Dubai, dan Taiwan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com