JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Yani Wahyu mengatakan bakal menambah personel di titik-titik yang rawan pungutan liar seperti Tanah Abang dan Kali Besar.
"Iya (tambah petugas), kami akan evaluasi di lapangan. Selanjutnya berdasarkan evaluasi, data-data yang masuk, kami akan ambil kebijakan apa lagi," kata Kepala Satpol PP DKI Yani Wahyu, Senin (27/8/2018).
Selain itu, Yani juga bakal mengerahkan anak buahnya untuk merazia bersama kepolisian dan TNI di lokasi yang dilaporkan ada pungli. Yani mengaku tak segan mengambil tindakan jika ia atau anggotanya di lapangan menemui aksi pungli.
"Tetap kami akan lakukan tindakan kalau itu terbukti, pokoknya kami tindak," ujar Yani.
Baca juga: Pengelola: Tidak Ada Pungli di Blok B Tanah Abang
Menurut Yani sementara ini pihaknya bakal berkoordinasi dengan Satgas Saber Pungli DKI. Ia meyakini pungli termasuk tindak pidana.
Beberapa hari terakhir, aksi pungutan liar dilaporkan terjadi di Ibu Kota. Pertama, aksi pemalakan terhadap sopir angkot dan kendaraan pribadi di Pasar Tanah Abang yang videonya beredar.
Preman-preman itu kerap meminta uang dengan cara memaksa. Jika tak dituruti, para pelaku kerap memukul-mukul mobil korbannya.
Kemudian di Kali Besar yang kini berubah jadi obyek wisata. Ada preman yang meminta Rp 500.000 kepada warga yang ingin memotret untuk keperluan prewedding di Kali Besar.
Setelah itu, pemalakan oleh preman di kompleks Ruko Seribu Cengkareng, Jakarta Barat terhadap pemilik ruko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.