Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Angkot Sebut Pungli Sudah Biasa di Tanah Abang

Kompas.com - 28/08/2018, 14:01 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas kepolisian menangkap belasan orang yang melakukan pungutan liar (pungli) terhadap para sopir angkot di sekitar kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Polisi menyebut, orang-orang itu yang disebut sebagai preman melakukan pungutan liar dengan paksaan.

Kompas.com mencoba menelusuri praktik pungli di pasar itu, Selasa (28/8/2018).

Sopir Angkot M10 Tanah Abang-Jembatan Lima, Dadang mengatakan, praktik pungli telah terjadi bertahun-tahun. Ia mengatakan, para sopir angkot biasanya memberikan uang secukupnya saja, bisa Rp 1.000, Rp 2.000, hingga Rp 5.000.

Meski tahu hal itu termasuk pungli, Dadang merasa praktik tersebut sebagai sesuatu yang biasa saja. Soalnya, praktek itu sudah sangat lazim dan biasa terjadi di Tanah Abang.

Baca juga: Pungli ke Sopir Bajaj, 4 Preman Tanah Abang Ditangkap

"Sudah biasa aja sih. Kami kasih gopek (Rp 500), seribu, itu kesadaran kami ajalah. Tapi kadang ada yang ngasih, ada yang enggak," kata Dadang.

Dadang mengatakan, dia tak pernah dipaksa untuk memberikan uang dengan nominal yang telah dipatok. Dirinya memberikan uang seikhlasnya, tergantung dari banyaknya pendapatan saat itu.

"Kalau paksaan enggak ada ya di sini, kalau di tempat lain enggak tahu deh. Kalau di tengah jalan juga enggak ada maksa-maksa, itu teman-teman ajalah," ujar Dadang.

Iwan, sopir angkot M10 lainnya mengatakan hal serupa. Ia mengatakan, tak pernah dipatok untuk memberikan uang kepada para preman tersebut.

Iwan menilai uang yang diberikan semacam upah terhadap para preman untuk menjaga keamanan di lokasi. Jika diminta, Iwan biasanya memberikan Rp 2.000 hingga Rp 3.000, tergantung pendapatannya saat itu.

Baca juga: Puluhan Pelaku Pungli di Tanah Abang dan Calo Tiket di GBK Ditangkap

"Kalau itu mah udah biasa ya. Kayak mereka ngatur-ngatur arus masuk, parkiran gitulah. Kalau dipaksa, enggak juga ya, karena udah biasa juga. Tapi gimana enaknya kita aja. Kalau saya sih enggak pernah dipukul. Kalau kami ini kan di lapangan cari makan, harus pintar-pintar ya, Bang," ujar Iwan.

Polisi telah mengamankan 12 preman yang melakukan pungli terhadap sopir angkot di Tanah Abang. Belasan preman itu diamankan setelah ada laporan masyarakat khususnya pengendara mobil dan sopir angkot yang resah dengan tindakan mereka.

"Dua belas orang pelaku diamankan karena pungli atau melakukan parkir liar dengan modus operandi pelaku melakukan pungli dengan pengemudi mobil pribadi dan angkutan umum yang melintas di lokasi di sekitar Pasar Tanah Abang," Kapolsek Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com