JAKARTA, KOMPAS.com - Tercatat waktu 7,98 detik untuk Puji Lestari kala berlaga di final nomor speed putri wall climbing Asian Games 2018 yang digelar di Palembang pada Kamis (23/8/2018).
Alhasil, Puji mesti puas dengan medali perak.
Sebab, torehan waktu itu masih kalah cepat dari rekan satu pelatnasnya, Aries Susanti yang mencatat waktu 7,61 detik.
Meski demikian, empat hari kemudian, Puji dan Aries tampil dalam satu tim. Bersama Rajiah Sallsabilah, mereka bertiga mewakili Indonesia berlaga di partai final nomor speed relay putri menghadapi tim dari China.
Hasilnya, ketiga 'Spider-Woman' tersebut berhasil meraih medali emas setelah mencatat waktu 26,15 detik. Puji berhasil menggondol satu medali emas dari ajang empat tahunan tersebut.
Dua keping medali yang diraih Puji dalam Asian Games 2018 memang sudah bisa diprediksi mengingat Puji punya prestasi mentereng di olahraga ekstrim itu.
Baca juga: Lurah: Puji Lestari Pejuang Zaman Now, Contoh bagi Anak-anak Marunda
Namun, bila mundur jauh ke belakang, perempuan kelahiran 15 Juni 1990 itu tidak pernah membayangkan dirinya akan meraih medali emas dari cabang panjat tebing.
Pencinta alam yang cinta panjat tebing
Jauh sebelum menekuni dunia panjat tebing, Puji rupanya memiliki hobi olahraga sepak takraw. Sejak kecil hingga remaja, ia terbiasa dengan olahraga asal Melayu itu.
Marimin, ayah Puji, mengatakan anak keenamnya itu sebenarnya sempat hampir berangkat ke Afrika untuk bertanding sepak takraw meski akhirnya batal.
"Dulu sempat mau dikirim ke Afrika, tetapi enggak jadi soalnya takut ujiannya enggak lulus," kata Marimin.
Walau begitu, Puji mesti berpisah dengan sepak takraw ketika duduk di bangku SMA. Sebab, sekolahnya tidak menyediakan ekstrakurikuler sepak takraw.
Baca juga: Puji Lestari, Peraih Emas Asian Games, Tak Menyangka Akan Disambut Meriah
Namun, justru itulah yang menjadi pintu gerbang Puji mengenal panjat tebing yang kelak melambungkan namanya.
"Behubung di SMA saya sudah enggak ada ekskul sepak takraw, saya beralih ke pencinta alam. Nah di ekskul pencinta alam itu saya dikenalin wall climbing," kata Puji saat berbincang di rumahnya di Marunda, Kamis (30/8/2018).
Seiring waktu berjalan, Puji pun jatuh cinta dengan panjat tebing. Adrenalin yang ia rasakan saat memanjat menjadi alasan kenapa ia terus menggeluti olahraga itu.
"Wall climbing itu lebih menantang adrenalin karena ketinggian itu ya, menurut saya olahraga ekstrim dan saya menyukai sesuatu yang menantang," ujar Puji.